Awas! ChatGPT Bisa Disalahgunakan untuk Tujuan yang Berbahaya dan Tidak Bertanggungjawab
ChatGPT diprogram untuk tidak menjawab hal-hal yang berbahaya. (foto: tangkapan layar chatgpt/ary)

Bagikan:

JAKARTA - ChatGPT, singkatan dari 'Chat Generative Pre-trained Transformer', adalah bot berbasis bahasa yang dapat menghasilkan respons mirip dengan manusia. Program ini dikembangkan dan diluncurkan untuk publik November lalu oleh perusahaan OpenAI dan dilatih untuk menjawab berbagai jenis pertanyaan atau permintaan, dari menjelaskan bagaimana gravitasi bekerja, menulis puisi, hingga memberikan kode untuk program komputer dengan mengumpulkan data dari database online.

Namun, ChatGPT memiliki kekurangan. Program ini tidak menciptakan apa-apa yang baru, melainkan hanya mengumpulkan informasi dari bahan penelitian yang dapat ditemukan dan menyajikannya kepada pengguna. Hal ini berarti dalam teori, program ini bisa mengandalkan informasi yang salah, bias, atau palsu yang diterbitkan secara online dan menyajikannya kepada orang sebagai fakta.

AI ini juga bisa digunakan oleh orang untuk mencari informasi berbahaya atau tidak pantas, seperti bagaimana membuat virus komputer, misalnya. Oleh karena itu, ada kekhawatiran bahwa perusahaan dapat menggunakan program semacam ini untuk menggantikan pekerja manusia dalam berbagai profesi.

OpenAI mengatakan sedang bekerja untuk mengatasi bias ChatGPT dan bagaimana cara untuk menyaring permintaan yang mungkin berbahaya.

OpenAI mengharapkan para pengguna untuk mempertimbangkan kembali penggunaan ChatGPT, dan tidak menggunakannya untuk mencari atau membuat konten yang berbahaya atau tidak pantas.

Saat ditanykan ke ChatGPT tentang bagaimana mesin ini membatasi dan mencegah untuk digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, berikut beberapa tindakan yang diterangkan oleh ChatGPT. 

OpenAI melakukan beberapa tindakan agar informasi yang diberikan tidak disalahgunakan:

  1. Menggunakan filter dan pemantauan: OpenAI menggunakan filter dan sistem pemantauan untuk memantau permintaan yang masuk ke sistem ChatGPT. Jika sistem menemukan permintaan yang dianggap berbahaya atau tidak pantas, sistem akan menolak permintaan tersebut.

  2. Memperbarui database: OpenAI secara rutin memperbarui database ChatGPT dengan menambahkan data-data baru yang dianggap bermanfaat dan menghapus data yang dianggap tidak berguna atau berbahaya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa ChatGPT hanya mengandung informasi yang terpercaya dan relevan.

  3. Membatasi akses: OpenAI juga mengatur akses ke sistem ChatGPT dengan ketat. Hanya orang-orang yang telah melewati proses verifikasi dan otorisasi yang ketat yang diizinkan mengakses sistem. Hal ini membantu memastikan bahwa pengguna yang memiliki akses ke sistem ChatGPT adalah orang-orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

  4. Menerapkan etika dan moral: OpenAI juga telah menetapkan pedoman etika dan moral yang ketat untuk penggunaan ChatGPT. Hal ini meliputi larangan penggunaan ChatGPT untuk tujuan yang merugikan atau tidak etis, seperti menyebarkan hoaks atau mengancam keamanan publik.

Dengan mengimplementasikan peraturan-peraturan ini, OpenAI berharap dapat meminimalkan risiko penggunaan ChatGPT yang berbahaya dan memastikan bahwa teknologi tersebut hanya digunakan untuk tujuan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat.