Penyedia Mesin ATM Kripto Terbesar di AS Coin Cloud Bangkrut!
Mesin ATM kripto Coin Cloud. (Foto; Dok. Coin Cloud)

Bagikan:

JAKARTA - Coin Cloud, salah satu operator Bitcoin ATM terbesar di AS dan Brasil, mengajukan kebangkrutan pada 8 Januari, meninggalkan hampir 500 juta dolar (sekitar Rp7,5 triliun) dalam kewajiban. Fase musim dingin kripto dan runtuhnya perusahaan besar seperti FTX, Alameda Research, dan Blockfi, antara lain, telah membuat Coin Cloud menderita akibatnya.

Menurut catatan Coin Cloud, kreditor terbesarnya adalah Genesis Global Trading, anak perusahaan Digital Currency Group, kepada siapa perusahaan berutang lebih dari 100 juta dolar AS (Rp1,5 triliun) untuk pinjaman tanpa jaminan. Di sisi lain, kreditor kedua terbesar, Cole Kepro, dibayar sekitar 8,5 juta dolar AS (Rp128 miliar), sangat jauh dari utang yang ditunggakkan pada Genesis. Menurut Coin Cloud, perusahaan memiliki aset antara 50 juta dolar AS (Rp754 miliar) dan 100 juta (Rp1,5 triliun) dari sekitar 10.000 kreditor.

Pada Januari 2022, Coin Cloud mempresentasikan diri sebagai operator terbesar mesin mata uang digital di AS, yang telah memasang lebih dari 1100 mesin ATM Bitcoin di seluruh dunia. Perusahaan ingin memperluas jaringan ke rantai ritel besar AS, mengingat permintaan akan mesin ATM Bitcoin meningkat selama pandemi, jauh melebihi harapan perusahaan.

Perusahaan Coin Cloud memiliki statistik menunjukkan bahwa mereka mengoperasikan lebih dari 5.000 mesin ATM yang tersebar antara Amerika Serikat dan Brasil. Mesin-mesin ini mendukung lebih dari 40 cryptocurrency, termasuk Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Bitcoin Cash, Dogecoin, dan masih banyak lagi. Selain itu, perusahaan juga menawarkan bonus sebesar 25 dolar AS (sekitar Rp377 ribuan) dalam Bitcoin untuk pelanggan yang membeli cryptocurrency senilai 150 dolar AS (Rp2,3 jutaan) melalui mesin ATM mereka.

Meskipun demikian, industri mesin ATM cryptocurrency yang sedang berkembang mengalami penurunan tajam pada pertengahan 2022 akibat masa dingin crypto dan koreksi harga Bitcoin (BTC). Seperti dilaporkan oleh Cryptopotato, harga Bitcoin kehilangan sekitar 70 persen dari nilainya setelah mencapai rekor tertinggi sebesar 69.000 dolar AS (sekitar Rp1 miliar) pada November 2021.

Industri mesin ATM cryptocurrency masih menjadi sektor yang berkembang dalam dunia crypto, meskipun penyedia layanan mengalami tantangan selama masa bearish belakangan ini.