JAKARTA - Tahun ini akan menjadi tahun sibuk untuk China, yang akan merencanakan lebih dari 60 peluncuran roket, setelah melakukan 54 misi sepanjang 2022.
Diumumkan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) minggu lalu dalam laporan buku biru, mereka akan mengutamakan misi yang mencakup misi berawak Shenzhou 16 dan Shenzhou 17 ke stasiun ruang angkasa Tiangong, bersama dengan pesawat ruang angkasa kargo Tianzhou 6 untuk mendukung kehidupan astronot di atas sana.
Penyedia layanan peluncuran komersial China yang baru muncul, termasuk Expace, Galactic Energy, CAS Space, Orienspace, dan Space Pioneer juga diharapkan menambah manifes ini. Peluncur komersial menyumbang 10 peluncuran pada 2022, termasuk dua yang gagal.
Secara keseluruhan CASC berencana untuk meluncurkan lebih dari 200 pesawat ruang angkasa, meskipun hanya beberapa misi yang direncanakan.
Selain itu, rencana tersebut juga meliputi peluncuran satelit untuk infrastruktur ruang sipil nasional, cuaca, radar aperture sintetis geostasioner, dan tiga satelit cadangan untuk Beidou atau sistem navigasi dan penentuan posisi versi China sendiri.
BACA JUGA:
Bahkan, roket raksasa milik China, Long March 5 juga akan beraksi lagi untuk pertama kalinya sejak meluncurkan misi Tianwen 1 ke Mars dan pengembalian sampel bulan Chang'e 5 pada 2020.
CASC juga menyatakan akan fokus pada pengembangan pesawat ruang angkasa Chang'e 7 sebagai kendaraan untuk ke Bulan dan misi asteroid-komet Tianwen 2 selama 2023.
Negeri Tirai Bambu itu juga berencana untuk melakukan uji terbang Long March 6C yang lebih kecil. Melansir Space, Selasa, 31 Januari, 64 peluncuran China tahun lalu menempatkannya di urutan kedua setelah Amerika Serikat (AS) dalam aktivitas peluncuran pada 2022.
AS meluncurkan 87 kali dengan misi yang berbeda, termasuk sembilan peluncuran Rocket Lab Electron dari Selandia Baru. CASC menyatakan China menempatkan 217,39 ton muatan ke orbit pada 2022, sementara AS memberikan angka 809,59 ton.