Shutterstock Izinkan Pengguna Bikin Gambar AI, Getty Images Justru Ambil Jalan Lain!
Shutterstock, salah satu sumber stok foto dan ilustrasi terbesar di Internet. (foto: tangkapan layar/Citra)

Bagikan:

JAKARTA - Shutterstock, salah satu sumber stok foto dan ilustrasi terbesar di Internet, kini menawarkan pelanggan opsi untuk menghasilkan gambar AI mereka sendiri.

Dengan hadirnya opsi itu, menjanjikan cara baru untuk membuat karya seni yang dapat digunakan dalam proyek profesional tetapi juga bertanggung jawab terhadap pencipta asli.

Pada Oktober tahun lalu, perusahaan mengumumkan kemitraan dengan OpenAI, pencipta alat DALL-E AI yang sangat populer dan kontroversial.

Sekarang, hasil kesepakatan itu sedang dalam pengujian beta dan tersedia untuk semua pengguna Shutterstock berbayar sebagai bagian dari platform Creative Flow.

"Sekarang pelanggan tidak perlu menjadi ahli desain atau memiliki akses ke seluruh tim kreatif untuk menciptakan karya yang luar biasa," ujar CEO Shutterstock Paul Hennessy dalam keterangan resminya.

"Alat AI baru dibangun dengan pendekatan etis dan di perpustakaan aset yang mewakili dunia yang beragam tempat kita hidup," imbuhnya.

Platform baru ini tersedia dalam setiap bahasa yang ditawarkan situs, dan disertakan dengan paket lisensi pelanggan yang sudah ada.

Menurut perusahaan yang berbasis di New York itu, platform baru terebut dipisahkan dari platform generatif lainnya untuk memudahkan penggunaannya.

Diklaim, platform baru akam menghasilkan gambar berkualitas tinggi bahkan dari satu kata, yang berbeda dengan petunjuk lebih kompleks, yang biasanya dilampirkan ke tinggi gambar berkualitas yang dihasilkan dengan Stable Diffusion.

Namun, langkah ini berbeda dengan pesaingnya Getty Images yang enggan terjun ke dunia AI, dan justru malah menggugat generator seni AI, Stable Diffusion karena pelanggaran hak cipta.

Situs tersebut melarang gambar yang dihasilkan AI di platformnya. Dan, sehubungan dengan teknologinya, CEO Getty, Craig Peters berkata, “Menurut saya itu berbahaya. Saya tidak berpikir itu bertanggung jawab. Saya pikir itu bisa ilegal,” ungkap Peters dalam sebuah wawancara dengan The Verge dikutip dari Gizmodo, Jumat, 27 Januari.