Transaksi TikTok Shop Meroket di 2022, Shopee-Tokopedia Siap-Siap Bakal Lesu!
Fitur TikTok Shop di Asia Tenggara, termasuk Indonesia mengalami peningkatan pesat. (foto: dok. TikTok)

Bagikan:

JAKARTA - Fitur TikTok yakni Shop di Asia Tenggara, termasuk Indonesia mengalami peningkatan pesat selama tahun 2022, menjadikan raksasa media sosial ini pemain baru dalam e-commerce yang bisa membuat pemain lama kelabakan. Termasuk Shopee dan Tokopedia yang kini mulai khawatir.

Menurut data internal yang didapat The Information, dikutip Jumat, 13 Januari, nilai transaksi TikTok Shop meroket lebih dari empat kali lipat  sepanjang 2022. Gross Merchandise Volume (GMV) atau nilai total barang pada transaksi pengguna di Asia Tenggara melejit hingga 4,4 miliar dolar AS atau setara Rp68 triliun lebih.

Faktor utama pertumbuhannya,  apalagi jika bukan fitur anyarnya yang belum lama ini diperkenalkan pada 2021, TikTok Shop. Selain itu  cara berjualan mereka yang diklaim mampu menarik minat pengguna dengan melakukan Live Streaming di aplikasi.

ByteDance, induk perusahaan TikTok yang berbasis di China, secara internal telah membahas rencana untuk melakukan ekspansi bisnis e-commerce tersebut tahun ini di lebih banyak negara, termasuk AS, Brasil, Spanyol, dan Australia.

TikTok  pada November tahun lalu, mulai menguji coba awal fitur TikTok Shop di AS, di mana pengguna dapat melakukan pembelian online dari pedagang tanpa meninggalkan aplikasi.

Meski banyak tantangannya, TikTok tak pantang menyerah dan bukan kali pertama ini saja platform memiliki prestasi yang sangat apik.

Sebelumnya, survei Populix mengungkapkan Tiktok Shop telah digunakan sebanyak 45 persen masyarakat di Indonesia.

Angka ini, membuatnya lebih tinggi dari platform milik Meta,  sehingga sulit untuk menyalipnya, yaitu WhatsApp tercatat 21 persen, Facebook Shop sebanyak 10 persen dan Instagram Shop tecatat 10 persen.

Dari sekian banyak pengguna yang mengakses TikTok Shop, Populix menyatakan lebih banyak digunakan oleh kaum perempuan dibanding laki-laki. Namun sebaliknya, WhatsApp dan Instagram Shop lebih banyak digunakan laki-laki berusia 36 hingga 45 tahun.

Selain itu, dalam riset yang sama 52 persen masyarakat Indonesia mengetahui tren transaksi jual-beli melalui media sosial. Hal itu merupakan opsi belanja online baru yang cukup nyaman, di mana pengguna dapat berinteraksi langsung dengan penjual kemudian tetap bisa menjelajah media sosial tanpa harus meninggalkan aplikasi.