Komisi VI DPR Kritik Rencana TikTok Shop Kembali Beroperasi di Indonesia: Pemerintah Plin-plan
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Mufti Anam. (Foto: Tangkapan Layar/YouTube Komisi VI DPR RI)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Mufti Anam mengkritik soal rencana platform TikTok Shop yang akan kembali beroperasi di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Anam dalam rapat kerja (raker) Komisi VI DPR RI dengan Kementerian Koperasi dan UKM di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 23 November.

"TikTok Shop itu saya dengar akan dibuka kembali. Nah, kenapa ini ibarat pemerintah seperti plin plan, kemarin ditutup sekarang dibuka, nanti ditutup, dibuka lagi," kata Anam.

Anam memang tak menampik usulan penutupan TikTok Shop itu berasal dari Komisi VI DPR RI, yang mana aspirasi itu berasal dari para pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta.

Namun, ketika TikTok Shop sudah ditutup pemerintah, nyatanya pedagang di pasar terbesar se-Asia Tenggara tersebut tetap saja mengeluhkan sepinya pembeli.

"Kalau kemarin ternyata usulan kami untuk TikTok Shop ditutup begitu, karena kami khawatir rakyat yang ada di Tanah Abang dan toko-toko di sekitar itu semakin sepi. Nyatanya, setelah TikTok Shop ditutup juga tetap sepi pak menteri. Jadi, harapan kami begitu (TikTok Shop) ditutup, juga temen-temen di pasar diberikan edukasi agar mereka bisa melek terhadap dunia digital," ujarnya.

"Kami pengin kalau (TikTok Shop) dibuka pun, harapan kami tidak ada yang dirugikan," imbuh Anam.

Selain itu, Anam juga mengomentari persoalan e-commerce dalam negeri yang mulai mengalami kebangkrutan lantaran sepi pembeli, yaitu Bukalapak. Menurut dia, Bukalapak sudah kalah saing dengan Shopee, yakni e-commerce asal negara asing.

"Saya ini sekarang heran Shopee ini luar biasa, 'saya enggak tahu ya kenapa?' Padahal, kami punya e-commerce dalam negeri misalnya saja Bukalapak, ya, (bisa dibilang) mohon maaf hampir gulung tikar. Nah, kami punya yang masih bisa diselamatkan, yaitu Tokopedia," tuturnya.

Dia mengaku heran mengapa Shopee lebih banyak dilirik ketimbang Tokopedia.

"Saya sampai mencermati Shopee Tokopedia ini sama, kalau kami cek barang yang di Shopee ada di Tokopedia. Kemudian, cara promosinya juga sama, tapi kami lihat ibu-ibu bahkan istri saya kalau tidur di samping saya, istri saya lagi buka Shopee, 'kenapa kamu buka Shopee? Ini kan punya asing?' Ya nggak tahu, mataku lebih enak lihat Shopee saja," terangnya.

Dengan demikian, Anam pun tak mengerti strategi seperti apa yang digunakan oleh Shopee ataupun e-commerce asing lainnya sehingga bisa menjadi besar seperti sekarang ini.

"Tapi, dalam rangka menyelamatkan Tokopedia agar tidak seperti Bukalapak, perlu kehadiran pemerintah karena kami dengar kenapa Shopee atau TikTok Shop sampai sebesar ini, karena negara bersangkutan juga ikut andil untuk menyelamatkan mereka. Kemudian, mereka bisa besar seperti sekarang," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Kemenkop UKM membocorkan platform TikTok akan bergabung dengan salah satu e-commerce di Indonesia untuk mengoperasikan kembali TikTok Shop.

Hal tersebut diungkapkan oleh Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi UKM Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Temmy Satya Permana usai diskusi media bertema 'UMKM Naik Kelas Menuju Indonesia Emas' yang digelar Forwakop di Gedung Kemenkop UKM, Jakarta, Jumat, 17 November.

"Ada beberapa versi sudah saya dengar, tapi saya belum berani ngomong. Kemungkinan dia (TikTok) akan bergabung dengan (e-commerce), karena kalau untuk bikin perusahaan sendiri kayaknya enggak," ujarnya.