JAKARTA - Kaleidoskop 2023 turut menyoroti bisnis-bisnis e-commerce terutama TikTok Shop. Di mana, TikTok Shop yang dikenal juga dengan social commerce sempat mati suri di Indonesia.
Persoalan yang menjadi concern masyarakat Indonesia adalah TikTok sebagai platform media sosial tidak mematuhi aturan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan TikTok turut menjadi paltform e-commerce yang dinilai membuat kesusahan para pedagang terutama UMKM di Indonesia.
Mulanya pada Juli 2023, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkit bahwa Project S TikTok dinilai bisa mengancam UMKM dalam negeri. Kehadiran project S TikTok pasalnya membuat produk asing semakin mudah masuk ke Indonesia. Meski begitu, TikTok sempat membantah bahwa Project S tidak ada di Indonesia.
Berlanjut pada 8 Agustus 2023, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, pemerintah akan mewajibkan aktivitas perdagangan di social commerce yang sejauh ini belum diatur. Social commerce ini seperti TikTok Shop atau Instagram Shop.
Aturan itu akan tertuang dalam revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 yang mengatur ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PPMSE).
Dalam Rapat Kerja bersama Menteri Investasi/BKPM dan Komisi VI DPR RI di Jakarta, pada Senin, 4 September 2023, Teten Masduki mengungkit soal keberanian pemerintah Amerika Serikat dan India yang tegas melarang TikTok Shop di negaranya.
Teten menilai, Indonesia seharusnya juga berani menolak TikTok Shop. Sebab, platform tersebut dinilai melakukan monopoli dalam berusaha atau predatory pricing.
Dengan adanya hal tersebut, pada 9 September 2023, pemerintah pun mengadakan rapat terbatas di istana negara. Hasilnya, pemerintah resmi melarang praktik social commerce. Menurut Mendag Zulhas, Media sosial hanya diperbolehkan untuk mempromosikan produk.
"Jadi, media sosial itu hanya boleh memfasilitasi promosi barang dan jasa, tidak boleh transaksi langsung dan bayar langsung lagi. Dia hanya boleh promosi. Dia semacam platform digital, tugasnya hanya promosikan," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Lalu, pada 25 September 2023, aturan PPMSE pun resmi diteken pemerintah. Tiga hari setelahnya, para pedagang di Tanah Abang turut merespons soal isu tersebut, yakni pada Kamis, 28 September. Para pedagang pun mengklaim penjualannya sepi pembeli lantaran adanya TikTok Shop.
Zulhas pun menyebut bahwa pemerintah memberi waktu seminggu bagi TikTok Shop untuk tutup. Dalam kunjungannya ke Pusat Grosir Asemka, Pinangsia, Jakarta Barat, dia mengatakan bakal mengirim surat peringatan ke TikTok jika tidak membenahi TikTok Shop.
"Kami beri surat untuk diperingati," terangnya pada saat itu.
Per 4 Oktober 2023, tepatnya pukul 17.00 WIB, TikTok Shop pun resmi ditutup. Di halaman resminya, TikTok mengumumkan tidak lagi memfasilitasi transaksi e-commerce.
TikTok mengatakan, akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia terkait langkah dan rencana ke depan.
"Prioritas utama kami adalah untuk menghormati dan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, kami tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia, efektif per 4 Oktober, pukul 17.00 WIB," demikian keterangan resmi TikTok.
Setelah resmi setop beroperasi, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pun mengapresiasi langkah yang diambil oleh pihak TikTok.
"Pemerintah mengapresiasi TikTok Shop karena mematuhi regulasi yang ada di Indonesia dan memahami dampak ekonomi yang perlu kami lindungi," kata Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki pada Rabu, 4 Oktober.
Curhatan Seller TikTok Shop yang Terdampak
Meski mendapatkan apresiasi dari pemerintah, rupanya hal tersebut menimbulkan polemik baru, yakni para seller di TikTok Shop yang mengeluhkan soal bisnisnya.
Dennies Soesanto, salah satu seller koper dan tas di TikTok Shop, menyayangkan ditutupnya layanan TikTok Shop. Dia menilai, upaya pemerintah menutup TikTok Shop dianggap sebagai PHK massal bagi para pedagang. Penjual di TikTok Shop kini mulai mengurangi stok penjualan.
"(Dalam) satu bulan mungkin mengurangi stok jadi untung tipis. Bahkan, banyak sekali seller bikin studio baru, lalu saya sendiri baru menambah host baru mulai bulan ini," kata Dennies kepada VOI.
Tak hanya itu, Alice Norin, salah satu artis yang juga memiliki bisnis di TikTok turut sedih dengan adanya penutupan TikTok Shop.
"Akhirnya hari ini datang juga, tetap usaha sampai detik terakhir. Ini bukan cuma soal ‘artis jualan di TikTok’ tapi lebih dari itu. Ada banyak kepala & keluarga yang bergantung dari usaha ini," begitu keterangan dalam video yang diunggah Alice Norin.
Hal ini pun sontak menarik perhatian pemerintah. Menteri Teten menilai, tutupnya layanan transaksi di TikTok Shop mulai kemarin sore, Rabu, 4 Oktober 2023, tidak akan mematikan para penjual (seller) di dalamnya, termasuk menimbulkan PHK massal.
Sebab, para seller tersebut masih bisa menjual atau memasarkan dagangannya di paltform lain.
"UMKM-nya kan enggak mati, mereka bisa jualan di banyak channel selain TikTok," kata Menkop UKM Teten, Kamis, 5 Oktober.
Isu Berhembus TikTok Shop Bakal Hidup Lagi di RI
Selang beberapa waktu, berhembus kabar bahwa TikTok Shop akan kembali beroperasi pada 10 November 2023. Hal tersebut diketahui dari berbagai cuitan warganet di media sosial X.
Menanggapi kabar ini, Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kemendag Rifan Ardinato mengaku belum mendengar kabar tersebut.
"Terkait dengan Tiktok yang 10 November ya? Saya sendiri belum pernah dengar sih," ujarnya di Jakarta, Kamis, 12 Oktober.
Rifai juga mengaku Kemendag belum menerima pengajuan atau permintaan dari TikTok terkait dengan izin untuk menjalankan usaha e-commerce.
Di sisi lain, Zulhas pun mengaku belum mendengar kabar tersebut. Dia juga mengatakan hingga saat ini TikTok belum mengajukan izin usaha sebagai e-commerce.
"Belum (mengajukan izin sebagai e-commerce). Saya juga belum dengar (layanan TikTok Shop akan beroperasi kembali)," katanya saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat, 13 Oktober.
Namun, seiring dengan berhembusnya kabar tersebut, berbagai langkah pun mulai dilakukan oleh TikTok, salah satunya mempertimbangkan untuk bergabung dengan Meta dalam mengajukan lisensi e-commerce di Indonesia.
"TikTok sendiri sedang melakukan pembicaraan untuk kemitraan potensial dengan pemain e-commerce lokal, termasuk Tokopedia milik GoTo, sambil membangun aplikasi TikTok Shop mandiri untuk Indonesia," ujar beberapa sumber yang diolah oleh VOI.
Hingga TikTok Shop menghentikan operasinya di Indonesia bulan ini, platform tersebut sudah mengirim sekitar 3 juta paket sehari di Indonesia.
TikTok mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi atau membantah apakah mereka sedang mempertimbangkan untuk mendapatkan lisensi. Tokopedia juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Perjuangan TikTok Shop, dari Mati Suri hingga Dihidupkan Lagi oleh Tokopedia
Pihak TikTok mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi atau membantah apakah mereka sedang mempertimbangkan untuk mendapatkan lisensi. Tokopedia juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
YouTube milik Alphabet juga berencana untuk mengajukan lisensi e-commerce, menurut dua sumber, tanpa menyebutkan jenis izin yang direncanakan. YouTube memperkenalkan layanan belanja bagi pembuat konten untuk mempromosikan produk dan merek di platform tersebut di Amerika Serikat.
Terkait hal ini, juru bicara kedua perusahaan itu pun menolak untuk berkomentar.
Rencana TikTok dan YouTube untuk mengajukan izin e-commerce di Indonesia sebelumnya, hingga kini belum dilaporkan secara resmi.
"Meta Platforms, bulan lalu sudah mengajukan jenis lisensi e-commerce yang memungkinkan promosi barang di platformnya tetapi tidak ada transaksi e-commerce langsung," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Indonesia, Isy Karim.
Kabar ini cukup bertahan lama hingga beberapa waktu. Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki pun buka suara terkait TikTok yang sudah bertemu dengan pihak Tokopedia.
Dia mengaku bahwa belum lama ini telah bertemu dengan pihak Tokopedia. Pertemuan tersebut terkait rencana bergabungnya TikTok Shop dengan Tokopedia.
Dalam pertemuan itu, Teten mewanti-wanti Tokopedia untuk menjaga persaingan bisnis di Tanah Air.
"Saya kemarin bertemu dengan Tokopedia, saya sampaikan kepentingan pemerintah adalah jangan sampai ada lagi praktik predatory pricing, karena itu akan memukul UMKM," kata Teten kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu, 29 November.
Selanjutnya, sekitar satu minggu kemudian, TikTok pun resmi kembali beroperasi di Indonesia.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) Selaku induk Tokopedia menyampaikan bergabungnya platform e-commerce milik TikTok itu dengan Tokopedia merupakan sebuah kemitraan strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
"Bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia, yang mana TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia," demikian keterangan tertulis GOTO, dikutip Senin, 11 Desember 2023.
TikTok disebut menggelontorkan dana sebesar 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp24,3 triliun untuk menjadi pengendali unit e-commerce milik GoTo.
BACA JUGA:
Dana tersebut digunakan untuk membeli 75,01 persen saham Tokopedia milik GoTo seharga 840 juta dolar AS dan menyuntikkan bisnis TikTok Shop di Indonesia ke dalam entitas Tokopedia yang lebih besar.
"TikTok menginvestasikan lebih dari 1,5 miliar dollar AS sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional Tokopedia, tanpa dilusi lebih lanjut pada kepemilikan GoTo di Tokopedia," jelas GoTo.
Kesepakatan itu diharapkan dapat rampung pada kuartal pertama 2024. Kedua pihak bakal membentuk komite untuk memfasilitasi transisi dan integrasi yang diketahui oleh CEO GoTo Patrick Walujo, dengan dukungan perwakilan PT Tokopedia dan TikTok.
Kini, TikTok Shop pun telah kembali beroperasi di Indonesia. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) buka suara terkait kemitraan strategis antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan TikTok yang telah diumumkan pada Senin, 11 Desember 2023.
Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengatakan, kemitraan tersebut sangat baik. Mengingat, platform TikTok sangat penting untuk UMKM berjualan secara online.
"Saya rasa yang paling penting untuk UMKMnya sendiri karena platformnya dibutuhkan untuk mereka berjualan online," kata Shinta ditemui usai agenda Dialog Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bertajuk "Capres 2024 Roadmap Perekonomian Indonesia 2024-2029" di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin, 11 Desember.