Bagikan:

JAKARTA - Pengemudi Tesla  Model S tahun 2021 yang terlibat dalam kecelakaan delapan kendaraan bulan lalu di San Francisco's Bay Bridge mengatakan kepada polisi bahwa dia kala kecelakaan itu dalam mode Full-Self Driving (FSD) yang tidak berfungsi. Hal ini terungkap dalam  laporan polisi yang dibuat ke publik, Rabu, 21 Desember.

Kecelakaan pada Hari Thanksgiving di Interstate-80 dekat Treasure Island mengakibatkan dua remaja diangkut ke rumah sakit setempat untuk perawatan luka ringan dan menyebabkan kemacetan yang lama di jembatan itu.

Kepala Eksekutif  Tesla, Elon Musk menyebut perangkat lunak Tesla "Full Self-Driving" sebagai sapi perah potensial bagi pembuat mobil listrik terbesar di dunia. Tetapi sistem bantuan pengemudi canggih Tesla  dan klaim Musk tentang mereka, kini menghadapi pengawasan hukum, peraturan, dan publik yang semakin meningkat.

Tesla menjual perangkat lunak FSD seharga  15.000 dolar AS (Rp232,7 juta) sebagai iklan yang memungkinkan kendaraannya mengubah jalur dan parkir secara mandiri. FSD melengkapi fitur "Autopilot" standarnya, yang memungkinkan mobil menyetir, berakselerasi, dan mengerem di jalurnya tanpa campur tangan pengemudi.

Sementara pengemudi Tesla mengatakan kepada polisi bahwa FSD tidak berfungsi tetapi polisi tidak dapat menentukan apakah perangkat lunak itu beroperasi atau apakah pernyataannya itu akurat, menurut laporan yang dipublikasikan setelah permintaan Reuters.

Laporan polisi mengatakan kendaraan tersebut melakukan perubahan jalur yang tidak aman dan melambat hingga berhenti, yang menyebabkan kendaraan lain menabrak Tesla dan menyebabkan tabrakan beruntun. 

 Laporan polisi mengatakan jika FSD tidak berfungsi, maka pengemudi seharusnya mengendalikan kendaraan secara manual.

Sementara Tesla tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters, tentang laporan itu.

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), yang telah menyelidiki sistem bantuan pengemudi canggih pembuat mobil, juga tidak berkomentar.

Tesla's mengatakan fitur "Full Self-Driving" memberikan akses ke fitur bantuan pengemudi yang lebih canggih tetapi menekankan bahwa "semua kendaraan Tesla memerlukan pengawasan pengemudi aktif dan tidak otonom."

Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, Jennifer Homendy, telah mempertanyakan pemasaran fitur Tesla sebagai "mengemudi sendiri sepenuhnya," ketika itu tidak mampu dan mengatakan Tesla harus berbuat lebih banyak untuk memastikan orang tidak menyalahgunakan fitur tersebut.