Bagikan:

JAKARTA - Invasi Rusia ke Ukraina membuat produsen Central Processing Unit (CPU) raksasa seperti AMD dan Intel meninggalkan negara tersebut, dan saat ini tidak mudah bagi pembuat PC lokal untuk mendapatkan chip yang mereka butuhkan.

Terdapat beberapa perusahaan Rusia yang mendesain CPU-nya sendiri, tetapi chip tersebut dibesut oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).

Sayangnya, Taiwan juga melarang untuk mengekspor chip ke Rusia. Mengakibatkan, negara tersebut tidak dapat mengganti CPU asing dengan miliknya sendiri.

Menurut laporan Kepala Kementerian Pengembangan Digital Rusia, Maksut Shadayev, tahun ini dilaporkan, pembuat PC dan server negara itu, Elbrus dan Baikal hanya memasok 15.000 PC dan 8.000 server. Itu pun yang dibuat di Taiwan.

"Kami akan memiliki lebih banyak (PC dan server berdasarkan CPU Rusia) tahun ini jika kumpulan prosesor Rusia, Elbrus, Baikals, yang dipesan dan diproduksi, dikirimkan," ungkap Shadayev.

"Kekayaan intelektual dan semua dokumentasi adalah bahasa Rusia, tetapi tidak ada fasilitas produksi di Rusia yang dapat memproduksi CPU tersebut, itulah sebabnya produksi dipesan di negara lain," imbuhnya.

Pada Juni lalu, Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan (MOEA) secara resmi mengeluarkan daftar produk teknologi tinggi yang dilarang ke Rusia dan Belarusia, ini dimaksudkan untuk tidak mengizinkan negara tersebut menggunakan teknologi canggih guna keperluan militer.

Secara khusus, MOEA melarang ekspor prosesor yang memiliki kinerja lebih dari 5 GFLOPS, beroperasi pada 25 MHz atau lebih tinggi, menampilkan interkoneksi eksternal dengan kecepatan transfer data 2,5 MB per detik atau lebih, dan memiliki ALU yang lebih lebar dari 32 bit.

Sehingga TSMC tidak dapat mengirimkan chip yang telah dikontrak untuk diproduksi di negara tersebut.  TSMC bukan satu-satunya perusahaan yang tidak bisa atau tidak mau mengirimkan chip ke Rusia.

"Produsen asing yang memproduksi prosesor berdasarkan cetak biru pengembang Rusia menolak untuk memenuhi pesanan pada tahun 2022, termasuk pengiriman chip yang sudah diproduksi," kata Shadayev.

Melansir TechSpot, Rabu, 21 Desember, Rusia telah mengincar pasar abu-abu China untuk impor chipnya, tetapi sekitar 40 persen di antaranya ditemukan rusak. Ada juga pilihan CPU Loongson milik China sendiri, tetapi negara Asia telah melarang ekspornya karena China menginginkannya untuk kompleks industri militernya sendiri.