Stellantis Tutup Pabrik Mobil Van di Rusia Karena Kekurangan Pasokan Chip
Kepala eksekutif Stellantis, Carlos Tavares, (foto; twitter @Stellantis)

Bagikan:

JAKARTA  - Pabrik mobil van, Stellantis  di Rusia harus segera ditutup karena kehabisan suku cadang. Pengumuman ini muncul dari kepala eksekutif perusahaan Carlos Tavares, Kamis, 31 Maret.

Produsen mobil terbesar keempat di dunia sebelumnya mengatakan telah menangguhkan semua ekspor dan impor kendaraan dengan Rusia. , Stellantis   selama ini mengoperasikan pabrik pembuatan van di kota Kaluga, dalam kemitraan dengan Mitsubishi. Produksi di Kaluga tetap untuk pasar lokal saat ini, menyusul invasi Rusia bulan lalu ke Ukraina.

Berbicara pada konferensi pers, Tavares tidak mengatakan apakah perusahaan sedang mempertimbangkan penurunan nilai Kaluga atau khawatir akan disita oleh Moskow jika operasi dihentikan.

Stellantis awal bulan ini mempresentasikan rencana bisnis pertamanya, lebih dari setahun setelah dibentuk melalui penggabungan Fiat Chrysler dan pembuat Peugeot, PSA.

Tavares mengatakan fokus kelompok itu adalah pelaksanaan rencana dan tidak melihat kesepakatan M&A besar. "Kami selalu melihat apa yang ada di pasar, tetapi tidak perlu M&A, ini sangat jelas," katanya, seperti dikutip Reuters.

Rantai Pasokan

Mengatasi krisis pasokan yang telah merugikan industri mobil, Tavares mengatakan Stellantis diharapkan dapat memperoleh chip komputer dari Eropa dan Amerika Serikat dalam waktu 3-4 tahun.

"Kami harus menemukan cara lain untuk mengadaptasi rantai pasokan, kami memiliki beberapa inisiatif untuk menciptakan sumber semikonduktor lokal," tambah Tavares, kepala perusahaan yang mereknya meliputi Jeep, Maserati, Citroen, dan Opel.

Tavares mengatakan teknologi yang mendukung peralihan ke mobilitas listrik belum selesai, sehingga sulit bagi pembuat mobil untuk merencanakan dan mengamankan pasokan bahan baku di masa depan.

"Kami bergerak ke bawah rantai pasokan, kami telah menyegel kesepakatan untuk mengamankan lithium misalnya, tetapi kami perlu berbuat lebih banyak," katanya. "Apa titik akhir untuk kimia sel baterai belum jelas. Ketika teknologi agak pasti, kami akan dapat mengunci pasokan bahan mentah melalui investasi, kesepakatan, M&A."

Tavares mengatakan pembuat mobil perlu memotong biaya kendaraan listrik selama 4-5 tahun ke depan dan meminta pemerintah untuk membantu upaya tersebut.