JAKARTA – Departemen Perdagangan AS diperkirakan akan segera merilis rincian dari studi chip semikonduktor yang dilakukan tahun lalu di tengah dorongan untuk memenangkan pendanaan untuk meningkatkan manufaktur AS dari Kongres.
Pada September lalu, departemen tersebut meminta produsen chip semikonduktor dan perusahaan lain dalam rantai pasokan untuk secara sukarela menyerahkan data di tengah kekurangan chip yang telah membatasi produksi mobil di seluruh dunia.
Departemen itu juga menyatakan telah menerima kerja sama tetapi belum merilis rinciannya. Produsen mobil dan chip telah memperingatkan kekurangan pasokan bisa berlangsung hingga setidaknya 2023.
Pada Senin, 24 Januari, Departemen Perdagangan AS mencari masukan tentang perencanaan program potensial untuk mendorong investasi pemerintah di bidang manufaktur dan penelitian semikonduktor.
"Amerika Serikat menghadapi kekurangan pasokan langsung yang menaikkan harga dan ancaman jangka panjang terhadap ekonomi dan keamanan nasional Amerika jika kita tidak meningkatkan pasokan chip dalam negeri," kata Menteri Perdagangan Gina Raimondo, Senin, 14 Janurai seperti dikutip Reuters.
Induk Chrysler Stellantis juga mengatakan pada Jumat lalu bahwa pihaknya menghentikan produksi minggu ini di Pabrik Perakitan Windsor di Ontario di mana mereka membangun mobil jenis minivan karena kekurangan chip.
BACA JUGA:
House Democrats diharapkan pada awal minggu ini untuk memperkenalkan undang-undang yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing AS dengan China dan menghabiskan 52 miliar dolar AS untuk produksi dan penelitian semikonduktor, setelah Senat menyetujui pendanaan pada bulan Juni lalu.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, pekan lalu mengatakan RUU itu akan muncul "segera" dan pemungutan suara di lantai DPR diharapkan terjadi pada Februari nanti, kata sebuah sumber tersebut, yang dikutip Reuters.
Presiden AS, Joe Biden, juga telah menekan Kongres untuk menyetujui lebih banyak dana untuk meningkatkan produksi chip di Amerika Serikat karena kekurangan komponen utama yang digunakan dalam mobil dan komputer tersebut telah memperburuk kemacetan rantai pasokan. Perekonomian AS bisa terganggu karenanya.
Pada Jumat 21 Januari, Intel juga mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan 20 miliar dolar AS dan membangun dua pabrik chip baru di Ohio, sementara Samsung Electronics pada bulan November memilih Taylor, Texas untuk membangun pabrik baru senilai 17 miliar dolar untuk membuat chip canggih.