JAKARTA - Twitter kembali menangguhkan akun musisi Kanye West untuk durasi yang tidak ditentukan karena melanggar kebijakan media sosial yang kini dikepalai Elon Musk.
West dikatakan Twitter telah men-tweet berupa hasutan untuk melakukan kekerasan. Sebagai pengingat, Twitter mengutip alasan serupa ketika memberikan larangan permanen kepada mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas dua tweet kontroversial setelah kerusuhan di Gedung Capitol Hill, AS tahun lalu.
Langkah penangguhan itu dikonfirmasi oleh Musk karena West memposting tweet yang menurut Musk adalah hasutan kekerasan. Musk merujuk pada tweet yang diposting West pada hari sebelumnya yang berisi gambar simbol swastika di dalam Star of David.
Setelah postingan tersebut naik di platform media sosial, akun West sekali lagi ditangguhkan. West juga memposting foto Musk disemprot oleh Ari Emanuel, dan kemudian menjadi status meme viral di internet.
https://twitter.com/elonmusk/status/1598546057138524160?t=e1JMZy6oPaZdFUvUWhTW4g&s=19
Rupanya, beberapa orang mengira akun West ditangguhkan karena meme tersebut, yang dikoreksi oleh Musk. Tetapi, dia menanggapi komentar dengan mengatakan bukan karena hal itu.
"Hanya mengklarifikasi bahwa akunnya ditangguhkan karena hasutan untuk melakukan kekerasan, bukan foto saya yang tidak menyenangkan yang disemprot oleh Ari," tweet Musk.
Penangguhan akun West hanya beberapa hari setelah Twitter membuka kembali akunnya karena sebelumnya tepat pada Oktober lalu, akun West juga ditangguhkan.
BACA JUGA:
Peristiwa itu terjadi usai West memposting tweet anti-Semit, "Akun yang dimaksud telah dikunci karena melanggar kebijakan Twitter," kata juru bicara Twitter Katie Rosborough.
Lebih lanjut dikutip dari The Verge, Sabtu, 3 Desember, West dikabarkan telah merencanakan untuk membeli Parler, sebuah situs media sosial yang menampilkan dirinya sebagai alternatif kebebasan berbicara dari Twitter.
Namun, Parlement Technologies, perusahaan induk Parler, mengonfirmasi kemarin, West tidak akan lagi membeli platform tersebut dan mungkin masih terus mencari pembeli untuk platform media sosial tersebut.