JAKARTA - Setelah mengembalikan tiga akun kontroversial, sekarang CEO Twitter Elon Musk berencana memulihkan akun mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Namun sebelum itu, dia bertanya lebih dahulu kepada lebih dari 116 juta pengikutnya di Twitter apakah akun Trump harus dipulihkan di situs media sosial itu.
Pantauan VOI pada Sabtu, 19 November, dari 20 jam tersisa, jajak pendapat tersebut telah mendapatkan lebih dari 4,7 juta suara dengan sekitar 56 persen responden memilih ya, dan yang memilih tidak tercatat 44 persen.
Bos Twitter itu menyertainya dengan kata-kata, "Vox Populi, Vox Dei" yakno frasa bahasa Latin yang berarti suara rakyat adalah suara Tuhan.
Reinstate former President Trump
— Elon Musk (@elonmusk) November 19, 2022
Diwartakan sebelumnya, Musk mengatakan kemarin belum ada keputusan yang dibuat pada akun Trump, tetapi dia memulihkan akun kontroversial milik Jordan Peterson dan situs satir Babylon Bee, termasuk komedian Kathy Griffin.
Melansir Bloomberg, Trump secara permanen dilarang dari Twitter pada 2021 karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut terkait kerusuhan di Gedung Capitol, AS, saat pemilihan presiden di negara tersebut. Trump pada saat itu memiliki lebih dari 80 juta pengikut di platform tersebut.
Sebelum memutuskan untuk membeli Twitter, Musk mengatakan dia akan membatalkan larangan "bodoh" platform itu terhadap Trump jika dia mengambil alih perusahaan.
BACA JUGA:
"Larangan permanen seharusnya sangat jarang dan benar-benar dicadangkan untuk akun bot atau spam, akun scam. Saya pikir itu tidak benar untuk melarang Donald Trump," tegas Musk pada Mei lalu yang dikutip dari SkyNews.
"Saya pikir itu adalah kesalahan karena mengasingkan sebagian besar negara dan pada akhirnya tidak mengakibatkan Donald Trump tidak memiliki suara," imbuhnya.
Sementara Musk, memang memiliki riwayat polling pengikutnya tentang segala hal yang ingin dia buat untuk media sosialnya itu, mulai dari tombol edit untuk Twitter, hingga penjualan saham di Tesla.