JAKARTA - Ketua Dewan Manajemen BMW BMW, Oliver Zipse mengatakan bahwa produsen mobil itu tidak akan meninggalkan segmentasi mobil listrik dengan harga lebih murah.
Berbicara baru-baru ini Zipse mengungkapkan, selama dalam masa transisi ke elektrifikasi, meskipun diklaim sebagai produsen 'premium', BMW masih akan terus bermain di harga yang lebih rendah.
"Kami tidak meninggalkan segmen pasar yang lebih rendah. Bahkan jika Anda menganggap diri Anda sebagai produsen premium, adalah salah untuk meninggalkan segmen pasar yang lebih rendah yang akan menjadi inti bisnis Anda di masa depan," kata Zipse, berbicara di sebuah acara, dikutip dari Reuters.
Kepala keuangan BMW pada pekan lalu mengungkapkan bahwa meskipun penjualan kendaraan listrik sepenuhnya diperkirakan akan berlipat ganda tahun ini dari level 2021, perusahaan memperkirakan kenaikan inflasi dan suku bunga akan membebani pesanan yang masuk, terutama di Eropa.
BACA JUGA:
Keputusan BMW yang disampaikan oleh Zipse ini tampaknya sangat berlawanan dengan strategi saingannya, Mercedes-Benz yang mengatakan bahwa mereka mendedikasikan 75 persen dari investasinya untuk kendaraan kelas atas.
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Mercedes-Benz pada bulan Juli lalu bahwa mereka akan mengejar segmen penjualan tertinggi dari "kemewahan inti" C-Class dan E, sambil memotong jumlah model entry-level.
Pada bulan Oktober kemarin, produsen mobil asal Jerman, BMW AG mengumumkan bahwa pihaknya akan menginvestasikan 1,7 miliar dolar AS untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Amerika Serikat. Ini adalah pengumuman terbaru dari raksasa pembuat mobil besar tersebut tentang rencana mereka untuk meningkatkan produksi EV di AS.