JAKARTA - Perusahaan taksi online Lyft Inc, pekan lalu mengumumkan bahwa pihaknya sedang menguji algoritme pendapatan yang akan memungkinkan pengemudi di 18 kota di AS untuk melihat detail tujuan dan pembayaran, sebelum menerima permintaan.
Tes tersebut mengikuti langkah serupa oleh saingan yang lebih besar Uber Technologies Inc . Mereka juga menggarisbawahi bagaimana perusahaan berusaha lebih keras untuk memperbaiki kekurangan pengemudi untuk mengambil keuntungan dari lonjakan permintaan yang disebabkan oleh kembalinya karyawan ke kantor dan melonjaknya perjalanan sejak pandemi berakhir.
Pengemudi Lyft akan memiliki akses ke detail seperti lokasi pengantaran, perkiraan jarak dan waktu, serta detail tarif sebelum menerima tumpangan. Perusahaan berencana untuk memperluas layanan ini ke lebih banyak kota hingga tahun 2022.
Mereka juga berinvestasi untuk menguji filter yang memungkinkan pengemudi untuk mengatur radius mengemudi yang diinginkan dan memberi mereka pilihan untuk memilih perjalanan mereka.
BACA JUGA:
Pengemudi untuk perusahaan transportasi online telah berjuang dengan biaya bahan bakar dan perawatan yang lebih tinggi dan telah lama menuntut akses ke rincian tersebut.
"Kami juga akan merancang Pembayaran di Muka dari waktu ke waktu untuk memasukkan bonus dan insentif," kata Presiden Lyft, John Zimmer, kepada Reuters.
Saat meluncurkan pembayaran di muka "tanpa batasan", Lyft mengatakan survei terhadap lebih dari 1.000 pengemudi menunjukkan lebih dari 70% lebih menyukai model pembayaran di muka daripada model pembayaran sebelumnya.