Bagikan:

JAKARTA - Badan pemantau keuangan Rusia, Rosfinmonitoring, telah menambahkan raksasa teknologi AS Meta Platforms Inc., ke dalam daftar perusahaan "teroris dan ekstremis". Pernyataan itu dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada Selasa, 11 Oktober.

Sebelumnya, Pengadilan Moskow pada Senin, 20 Juni  sudah menolak banding yang diajukan oleh Meta Platforms Inc  setelah dinyatakan bersalah atas "aktivitas ekstremis" di Rusia pada Maret lalu. Di pengadilan, pengacara Meta saat itu mengatakan Meta tidak melakukan aktivitas ekstremis dan menentang Russophobia.

Menurut kantor berita TASS, Rusia juga membatasi akses ke platform andalan Meta, Facebook dan Instagram, serta sesama jejaring sosial, Twitter, setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari. Ini sebuah langkah yang telah dilakukan oleh para kritikus sebagai upaya oleh Rusia untuk melakukan kontrol yang lebih besar atas arus informasi.

Kembali pada bulan Maret, Rusia mengatakan penetapan status ekstremisme itu tidak akan memengaruhi layanan messenger WhatsApp Meta, dengan fokus pada Facebook dan Instagram.

Rusia awalnya melarang Facebook karena membatasi akses ke media Rusia. Sementara Instagram kemudian menjadi sasaran setelah Meta mengatakan akan mengizinkan pengguna media sosial di Ukraina untuk mengirim pesan yang mendesak kekerasan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan pasukan yang dikirim Moskow ke sana.

Meta kemudian mempersempit panduannya untuk melarang seruan kematian seorang kepala negara dan mengatakan panduannya tidak boleh ditafsirkan sebagai memaafkan kekerasan terhadap orang Rusia secara umum.