JAKARTA - Sebagai upaya mendukung transformasi kendaraan listrik, Seoul, ibukota Korea Selatan berencana untuk memasang lebih dari 200.000 pengisian daya EV selama empat tahun ke depan.
Melansir Fast Company via Green car Reports, sebagian besar penduduk Seoul menggunakan kereta bawah tanah dan bus sebagai alat transportasi sehari-hari. Namun, masih ada 40 juta mobil dan sepeda motor yang terdaftar disana.
Karena itu, para pejabat Seoul menginginkan 400.000 kendaraan ini menjadi listrik pada tahun 2026. Pejabat tersebut memperkirakan bahwa 140.000 pengisi daya diperlukan untuk memenuhi tujuan itu.
Tetapi, mereka berencana untuk memasang 220.000 stasiun pengisian daya untuk memastikan bahwa penduduk tidak akan pernah lebih dari lima menit berjalan kaki dari satu stasiun ke stasiun lain.
Seperti kota-kota besar lainnya, infrastruktur pengisian daya publik sangat penting untuk diadopsi di Seoul, karena sebagian besar penduduk tinggal di gedung apartemen tanpa ruang khusus untuk memasang pengisi daya rumah pribadi. Sedangkan pengisian daya di pusat kota terbilang cukup mahal.
BACA JUGA:
Solusi Seoul adalah dengan memasang pengisi daya konvensional di pom bensin dan tempat parkir, serta memasang pengisi daya di dinding gedung atau lampu jalanan.
Seoul dikatakan cukup berhasil dalam menambah infrastruktur pengisi daya di wilayahnya. Ini terbukti pengisi daya publik di Seoul meningkat, dari 8.000 pada tahun 2020 menjadi 20.000 di tahun 2021.
Seoul juga memiliki "zona transportasi hijau", dimana pemerintah membatasi akses kendaraan tua yang paling berpolusi, dan kendaraan tersebut akan dilarang beroperasi di kota mulai tahun 2025.
Pada tahun 2035, Seoul berencana untuk mengakhiri pendaftaran untuk mobil pembakaran internal, dan ingin melarang seluruh masyarakat mengemudikannya di jalan-jalan kota pada tahun 2050.