Bagikan:

JAKARTA - CEO SpaceX, Elon Musk, menyatakan pada  Senin, 19 September  bahwa perusahaannya akan meminta pengecualian dari sanksi terhadap Iran untuk menyediakan layanan broadband satelit Starlink perusahaan di negara tersebut.

Musk membuat pernyataan lewat cuitannya di Twitter pada saat protes meluas di Iran atas kematian seorang wanita dalam tahanan polisi. Beberapa orang di Twitter meminta Musk untuk menyediakan stasiun internet berbasis satelit di negara tersebut.

Ini dikarenakan usaha pemerintah Iran mematikan jaringan internet di negaranya karena kasus kematian yang menjadi viral di dunia tersebut.

Selama ini, akses ke media sosial dan beberapa konten sangat dibatasi di Iran. Bahkan kelompok pemantau internet, NetBlocks, juga melaporkan gangguan "hampir total" pada konektivitas internet di ibu kota wilayah Kurdi pada Senin, 19 September. Ini yang akhirnya menimbulkan  protes.

Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar oleh Reuters atas laporan ini. Kementerian Luar Negeri AS, misi Iran untuk PBB dan Biro Industri dan Keamanan Amerika Serikat juga tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

Musk tidak merinci dari negara mana Starlink akan mencari pengecualian lagi untuk menyelenggarakan layanan internet, tetapi Iran saat ini sedang menghadapi sanksi berbasis luas dari AS dan sekutunya.

Starlink sendiri selama ini sudah banyak dipuji perannya oleh masyarakat dunia, khususnya di Ukraina, karena  telah menyediakan dan memprakarsai jaringan internet gratis untuk masyarakat yang tengah dirundung invasi oleh tentara Rusia.

SpaceX kini mentargetkan untuk memperluas jaringan Starlink dengan cepat, dan sedang berlomba dengan perusahaan komunikasi satelit saingannya, termasuk OneWeb dan Amazon.com Inc yang hingga kini belum meluncurkan Project Kuiper.