JAKARTA – Peluncuran produk baru dari Apple, pada 7 September lalu juga disambut warga Rusia. Meski perusahaan pembuat iPhone itu secara resmi telah menghentikan penjualan produknya sejak perintah invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada Februari lalu.
Masyarakat Rusia sendiri akan memiliki kesempatan untuk membeli Apple iPhone 14 baru meskipun perusahaan teknologi AS telah meninggalkan negara itu. Seorang pejabat senior pemerintah Rusia mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti pada Kamis, 8 November, ini terjadi berkat skema impor paralel Moskow.
Rusia mengumumkan skema tersebut pada bulan Maret ketika memberi wewenang kepada pengecer untuk mengimpor produk dari luar negeri tanpa izin pemilik merek dagang.
Ditanya apakah iPhone baru, yang diluncurkan oleh Apple pada Rabu lalu, akan diimpor di bawah skema tersebut, Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov mengatakan: "Mengapa tidak? Jika konsumen ingin membeli ini.”
Manturov, yang juga seorang wakil perdana menteri, mengatakan bulan lalu bahwa skema tersebut, yang mencakup produk-produk Barat mulai dari pakaian mewah hingga mobil, dapat mencapai nilai 16 miliar dolar AS tahun ini, setara dengan sekitar 4% dari impor Rusia pada 2021.
Apple menghentikan penjualan produk baru di Rusia pada bulan Maret, seminggu setelah Rusia menginvasi Ukraina, meskipun iPhone, MacBook, dan barang-barang Apple lainnya tetap tersedia di toko-toko Rusia karena pengecer menjual sisa stok model lama mereka. Masyarakat Rusia juga bisa mendapatkan perangkat yang baru dirilis melalui skema impor.
Jaringan seluler Rusia MTS pada Kamis pagi sudah menjual model iPhone 14 baru secara pre-order. Harga mulai dari 84.990 rubel (Rp 20,7 juta) untuk versi 128GB.
MTS mengatakan pengiriman bisa memakan waktu hingga 120 hari. Pemesan juga tetap memiliki hak untuk membatalkan pesanan jika menghadapi kesulitan mengimpor produk.
Untuk Indonesia sendiri belum ada kabar pasti, kapan produk ini akan muncul di gerai-gerai ponsel di Tanah Air.
Sementara Apple tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar dari Reuters atas laporan tersebut.
Harga iPhone di Asia
Apple Inc pada Rabu lalu juga menyatakan untuk tetap mempertahankan harga untuk iPhone terbaru mereka stabil di Amerika Serikat. Namun mereka akan menaikkan harga produknya di beberapa negara Asia di mana kurs mata uang telah turun terhadap dolar pada tahun lalu.
Pembeli iPhone 14 dasar di Jepang, di mana yen telah merosot 24% sejak September, terpaksa membayar 20% lebih banyak daripada yang mereka lakukan untuk iPhone 13 ketika diluncurkan setahun lalu dengan harga 99.800 yen (Rp10 juta).
IPhone 13 sendiri saat ini berharga 107.800 yen di Jepang. Awal tahun ini, Apple menaikkan harga model hampir seperlima menjadi 117.800 yen (Rp 12 juta) setelah yen melemah.
BACA JUGA:
“Ini membuktikan jika kekuatan dolar adalah risiko terbesar bagi pendapatan Apple,” tulis analis Credit Suisse dalam sebuah catatan. Ini juga memberikan gambaran bahwa niat Apple untuk tidak menaikkan harga produknya tak berlaku di semua negara, kecuali AS.
"Permintaan untuk Apple saat ini tetap kuat di AS dan Eropa, sementara Jepang kemungkinan berada di bawah tekanan karena kenaikan harga baru-baru ini dan subsidi yang terbatas," kata mereka.
Namun, di China, pasar terbesar ketiga Apple setelah Amerika Serikat, perusahaan memberi harga iPhone 14 pada 5.999 yuan (Rp12,7 juta). Ini sama dengan harga peluncuran iPhone 13, meskipun mata uangnya turun 7%.
Analis mengatakan Apple harus bersiap menghadapi melemahnya permintaan di China, di mana ekonomi telah dirugikan oleh serangkaian penguncian COVID-19 yang telah menekan belanja konsumen.
Pendapatan kuartalan Apple April-Juni di Greater China turun 1% setelah serangkaian kuartal yang kuat di wilayah tersebut.
Perusahaan sebelumnya telah mengumumkan diskon untuk iPhone di China, di mana iPhone 13 sekarang tersedia dengan harga 5.399 yuan.
Begitu pula di Indonesia, di mana saat peluncuran tahun lalu iPhone dijual di kisaran Rp11,6 juta. Namun kini produk iPhone terbaru bisa mencapai kisaran 12,5 juta. Hanya hingga kini belum ada harga resmi yang dikeluarkan untuk Indonesia.