Bagikan:

JAKARTA – Permintaan pre-order untuk iPhone baru di Rusia meningkat 15% dibandingkan pendahulunya, meskipun harga iPhone terbaru ini setidaknya 50% lebih mahal dibandingkan di negara-negara Barat. Menurut salah satu reseller pada Jumat, 20 sEPTEMBER,  tren ini terjadi meskipun pasar Rusia menghadapi kendala harga yang lebih tinggi akibat sanksi ekonomi.

Setelah Apple, bersama banyak perusahaan Barat lainnya, menghentikan ekspor ke Rusia sebagai respons atas perang di Ukraina pada 2022, pemerintah Rusia melegalkan impor "abu-abu" atau "paralel." Dengan aturan ini, barang-barang dapat masuk tanpa izin resmi dari merek tersebut. Ini memungkinkan produk Apple tetap tersedia di Rusia, meskipun melalui jalur distribusi yang tidak resmi.

Lyudmila Semushina, juru bicara pengecer elektronik restore:, mengatakan bahwa iPhone terbaru yang dijual di Rusia datang dari berbagai negara, tanpa menyebutkan secara spesifik asal negara tersebut. Negara-negara seperti Turki, China, India, Kazakhstan, dan beberapa negara bekas Uni Soviet lainnya yang tidak memberlakukan sanksi terhadap Rusia, telah mengalami peningkatan perdagangan dengan Rusia sejak konflik dimulai.

"Jika dibandingkan dengan pre-order tahun lalu, permintaan tahun ini naik 15%," kata Semushina.

Pemesanan pre-order telah dibuka sejak 10 September dan penjualan fisik diperkirakan akan dimulai pekan depan. Namun, konsumen Rusia harus menerima kenyataan bahwa harga akan lebih tinggi. Pengecer elektronik M.Video melaporkan bahwa harga iPhone 16 dengan kapasitas 128GB akan dimulai dari 112.999 rubel (sekitar Rp18,5 juta), jauh lebih mahal dari harga di AS yang hanya (Rp12,1 juta).  

Sejak merek-merek besar meninggalkan Rusia dan beralih ke impor paralel, perusahaan Semushina tidak lagi menghitung secara resmi berapa besar premi yang harus dibayar oleh konsumen Rusia. "Ada harga resmi dari pengecer, ada juga harga dari penjual abu-abu - mereka yang membawa perangkat mereka dalam koper - jadi harga bisa bervariasi," jelasnya.

Semushina juga menambahkan bahwa perusahaannya tidak lagi memiliki kontak dengan Apple sejak konflik dimulai. Selain menghentikan penjualan produk di Rusia pada Maret 2022, raksasa teknologi tersebut juga telah menangguhkan layanan seperti Apple Pay di negara itu.