Langkah Besar Perjalanan Komersial ke Luar Angkasa
Peluncuran roket SpaceX ke luar angkasa (dok. NASA)

Bagikan:

JAKARTA - Empat astronaut dari badan antariksa Amerika (NASA) sedang mengudara menuju ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS). Ini menjadi misi operasional pertama yang sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan swasta, SpaceX.

Melansir New York Times, roket Falcon 9 milik SpaceX sukses membawa Crew-1 meluncur ke luar angkasa. Roket yang diluncurkan dari landasan Launch Complex 39A, Cape Canaveral, Florida.

Misi bernama Crew-1 ini membawa tiga astronaut NASA yaitu Michael Hopkins, Victor Glover dan Shannon Walker, serta astronaut JAXA asal Jepang Soichi Noguchi. Diperkirakan keempat astronaut itu akan tiba di ISS, pada Selasa pagi sekitar pukul 11.00 waktu Indonesia.

Setelah proses docking selesai, keempat astronaut akan memulai kerjanya di ISS dan akan tinggal stasiun luar angkasa tersebut sampai bulan Juni. Di mana mereka akan bertugas bersama astronaut NASA Kate Rubins dan dua kosmonaut Rusia Sergey Ryzhikov dan Sergey Kud-Sverchkov yang lebih dulu sampai di ISS.

Ini jadi kali kedua bagi SpaceX untuk mengantarkan astronaut ke ISS. Pada bulan Mei lalu, perusahaan besutan Elon Musk ini menjalankan misi berawak pertamanya dan membawa astronaut Bob Behnken dan Doug Hurley sebagai dua manusia pertama yang terbang ke orbit menggunakan roket Falcon 9 dan kapsul Crew Dragon di bawah program Commercial Crew milik NASA.

NASA pun berharap, peluncuran ini nantinya bisa menjadi misi rutin penerbangan astronaut di tanah AS. Pasalnya, dalam sepuluh tahun terakhir, AS selalu "menumpang" roket dan landasan Rusia untuk meluncurkan astronaut ke ISS.

"Saya sangat bangga untuk mengatakan kami mengembalikan peluncuran pesawat luar angkasa manusia biasa ke tanah Amerika dengan roket dan pesawat ruang angkasa Amerika. Tonggak sertifikasi ini adalah pencapaian luar biasa dari NASA dan SpaceX yang menyoroti kemajuan yang dapat kami buat dalam bekerja sama dengan industri komersial," ungkap Administrator NASA Jim Bridenstine, seperti dikutip dari CNBC.

Crew Dragon, termasuk roket Falcon 9 adalah pesawat luar angkasa pertama yang disertifikasi NASA untuk penerbangan reguler, sejak pesawat ulang-alik 40 tahun lalu. Meski demikian, NASA menyebut keberhasilan ini bukan berarti kerjasama mereka dengan Rusia terhenti. 

"Kami ingin melakukan pertukaran kursi di mana astronaut Amerika dapat terbang dengan roket Soyuz Rusia dan kosmonot Rusia dapat terbang dengan kendaraan awak komersial," ujar Bridenstine.

Roket Swasta Milik SpaceX

Di bawah program Commercial Crew milik NASA, SpaceX telah menyelesaikan beberapa proyek untuk membuktikan kesiapan sistem dan roket buatan mereka telah siap untuk menerbangkan astronaut ke luar angkasa.  

Pada 2015, tim SpaceX telah menyelesaikan serangkaian tes untuk roket Falcon 9. Lusinan tes seperti sistem parasut dari kapsul Crew Dragon juga dilakukan untuk memastikan setiap astronaut dapat pulang kembali ke Bumi dengan selamat. 

Pada Maret 2019, NASA dan SpaceX mengambil langkah besarnya dengan mengirimkan roket falcon 9 dan kapsul Crew Dragon ke luar angkasa. Misi bernama Demo-1 NASA itu berhasil mengirimkan kapsul buatan SpaceX ke ISS selama lima hari, sebelum kembali pulang ke Bumi.

Roket Falcon 9 buatan SpaceX (dok. NASA)

Misi NASA dan SpaceX 

Program Commercial Crew NASA memiliki tujuan untuk transportasi luar angkasa yang aman dan tentunya hemat, melalui kemitraannya dengan industri swasta Amerika seperti SpaceX.

Kemitraan ini mengubah alur sejarah penerbangan luar angkasa manusia dengan membuka akses ke orbit rendah Bumi dan Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk lebih banyak orang, lebih banyak ilmu pengetahuan, dan lebih banyak peluang komersial.

Stasiun luar angkasa tetap menjadi batu loncatan untuk lompatan besar NASA berikutnya dalam eksplorasi ruang angkasa, termasuk misi masa depan ke Bulan dan Mars.