Bagikan:

JAKARTA - Kabar duka datang dari negeri ginseng, Korea Selatan (Korsel), di mana bos Samsung Electronics Lee Kun-hee meninggal dunia. Ia meninggal dalam usia 78 tahun, pada Minggu 25 Oktober, setelah menjalani perawatan di rumah sakit akibat serangan jantung. 

Melansir laman New York Times, dalam pernyataan yang dikeluarkan Samsung, Lee Kun-hee meninggal ditemani keluarganya di sisinya. Termasuk wakil ketua Samsung Electronics Lee Jae-yong, satu-satunya putra senior Lee dan pewaris.

"Chairman Lee adalah seorang visioner sejati yang mengubah Samsung menjadi inovator dan pembangkit tenaga industri terkemuka dunia dari bisnis lokal," kata Samsung, Senin, 26 Oktober.

Adapun Lee Kun-hee pertama kali ambil alih Samsung pada 1987, setelah ayahnya Lee Byung-chull meninggal dunia. Dia berperan besar dalam mendorong Samsung dari produsen televisi dan peralatan elektronik murah menjadi salah satu merek teknologi global dengan aset setara 375 miliar dolar AS.

Pria yang lahir 9 Januari 1942 ini tanpa henti mendorong Samsung menaiki tangga kesuksesan. Hingga jelang tahun 2000-an, Samsung menjelma menjadi produsen smartphone kelas menengah ke atas dan melampaui merk-merk dari Jepang, termasuk Sony, Sharp Corp dan Panasonic Corp.

Di bawah kepemimpinannya, Samsung menjelma jadi perusahaan konglomerasi terbesar yang dikendalikan keluarga atau biasa disebut 'chaebol' di Korsel. Omset keseluruhan perusahaan setara dengan seperlima dari produk domestik bruto (PDB) negara, menjadikannya penting bagi kesehatan ekonomi Korsel.

Bisnis Samsung pun tak terhenti di bidang elektronik saja, tapi juga merambah ke asuransi hingga konstruksi perkapalan. Hal tersebut menjadikan sosok Lee Kun-hee sebagai orang paling berpengaruh di Korsel. 

Penuh Drama

Selama masa jabatannya di Samsung sejak 1987, Lee jelas memilik banyak tanggung jawab besar. Dia tetap menjadi pemikir besar di balik layar dalam memberikan arahan strategis bisnis Samsung.

Melansir The Verge, perjalanan bisnis Lee Kun-hee tak lepas dari skandal dan kasus korupsi. Pada 1996, Lee Kun-hee bahkan pernah dihukum karena menyuap dua mantan presiden Korsel yakni Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo.

Sebagai dinasti perusahaan tersebar di Korsel, Lee Kun-hee tentu menggunakan beragam cara untuk mempertahahankan bisnis keluarga. Termasuk menyuap jaksa, hakim dan tokoh politik untuk melindungi pengaruh mereka di Korsel.

Pada 2008, Lee pernah didakwa oleh jaksa penuntut khusus dengan tuduhan mengoperasikan dana gelap, termasuk menghindari pajak yang disimpannya di rekening rahasia. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara oleh pengadilan distrik Seoul yang ditangguhkan selama lima tahun atas tuduhan menghindari pajak.

Namun dia mendapat pengampunan presiden pada Desember 2009 sebelum dipekerjakan kembali sebagai ketua Samsung Electronics pada awal 2010. 

"Saya berjanji 20 tahun lalu bahwa hari ketika Samsung diakui sebagai bisnis kelas satu, kemuliaan dan hasil akan menjadi milik Anda. Saya benar-benar minta maaf karena tidak bisa memenuhi janji itu," ungkap Lee-Kun-hee kepada karyawannya, kutip VOI dari laman berita Yonhap.

Sepeninggal Lee, istrinya Hong Ra-hee, putra satu-satunya Jae-yong, dan dua putrinya Boo-jin dan Seo-hyun akan menghadapi warisan pajak yang besar. Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa pajak warisan diperkirakan mencapai 10,6 triliun won (9,4 miliar dolar AS). 

Meski begitu keluarga juga mewarisi saham Lee di afiliasi Samsung senilai lebih dari 18 triliun won (16 miliar dolar AS). Kini Samsung akan dipimpin Lee Jae-yong yang sebelumnya menjabat sebagai Vice Chairman Samsung Electronics.