JAKARTA – Tether (USDT) dikabarkan menyimpan dana simpanannya di bank tak dikenal yang berlokasi di Bahama, sebagaimana dilaporkan The Financial Times. Tether merupakan penerbit stablecoin terbesar di antara stablecoin lain berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Lembaga perbankan Capital Union melakukan penelitian terkait cryptocurrency pada tahun 2021. Pada bulan April lalu, Capital Union bermitra dengan firma analitik blockchain terkemuka Chainalysis untuk memastikan kepatuhan dan mendeteksi transaksi berisiko yang menggunakan USDT.
Dilansir dari U.Today, pihak Tether belum memberikan pernyataan resminya terkait penyimpanan dana di bank kecil yang berlokasi di Bahama. Tether yang menghadapi banyak tuduhan kebangkrutan di masa lalu, masih bungkam tentang di mana ia menyimpan simpanan banknya.
BACA JUGA:
Tahun lalu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas menjatuhkan sanksi kepada Tether berupa denda 41 juta dolar AS karena berbohong tentang informasi cadangan stablecoin-nya. Tether tidak mengungkapkan dengan benar bahwa stablecoin USDT sebagian didukung oleh aset non-fiat.
Awal bulan ini, perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah mengurangi eksposurnya terhadap surat berharga komersial menjadi hanya 17 persen sambil meningkatkan kepemilikannya di obligasi pemerintah AS menjadi 13 persen.
Tether juga mempunya dana cadangan dalam bentuk kripto dan logam mulia, menurut laporan triwulanannya. Saat ini kapitalisasi pasar Tether mencapai 72 miliar dolar AS.