Netray: Gelombang Penolakan Warganet Soal UU Cipta Kerja Terus Bergulir
Aksi penolakan UU Cipta Kerja (Irvan meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sosial media masih ramai membahas sikap DPR yang telah mengesahkan rancangan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law. Selain mempertanyakan soal agenda pengesahan yang terkesan begitu terburu-buru, publik pun kecewa dengan keputusan DPR yang dinilai berseberangan dengan suara rakyat dalam menanggapi RUU Cipta Kerja.

Beragam aksi penolakan terkait Omnibus Law mulai marak terjadi di beberapa daerah. Tak hanya aksi langsung di sejumlah daerah, seruan tagar aksi penolakan juga bertebaran di jagat media sosial Twitter.

Aksi ini dilakukan oleh para buruh, aktivis, mahasiswa, dan berbagai elemen masyarakat yang tidak sepakat dengan sejumlah pasal kontroversial yang dinilai akan mengancam banyak sektor, mulai dari kebebasan sipil, keadilan sosial, ekonomi, budaya dan keberlanjutan lingkungan hidup.

Berdasarkan monitoring yang dilakukan Netray, kata kunci DPR, Omnibus law, dan sejumlah tagar lainnya menjadi trending topic pembicaraan di Twitter. Termasuk tagar seperti #mositidakpercaya dan #dprrikhianatirakyat.

"Dominasi sentimen negatif dengan lebih dari 103 ribu akun memperbincangkan DPR. Sementara puncaknya terlihat pada 5 Oktober 2020 dengan total tweet mencapai angka 195 ribu dalam sehari," tulis Netray. 

Ragam kata kunci penolakan warganet terkait UU Cipta Kerja (dok. Netray)

Kekecewaan warganet terhadap keputusan DPR telah menimbulkan gelombang amarah di Twitter. Tidak cukup hanya menyuarakan mosi tidak percaya, warganet juga beramai-ramai mengutuki atau memaki DPR.

Tak hanya Twitter, gelombang penolakan juga terpantau di jejaring Instagram. Netray juga menemukan berbagai tagar dengan narasi penolakan terhadap UU Kontroversial Omnibus Law tersebut.

"Tagar #batalkanomnibuslaw, #jegalsampaigagal, hingga #tolakruuciptakerja, disematkan dalam unggahan aksi warganet," papar Netray.

Jejaring percakapan terkait UU Cipta Kerja (dok. Netray)

Netray juga memantau jaringan percakapan narasi penolakan Omnibus Law di media sosial baik Instagram dan Twitter. Terlihat akun pribadi Presiden Joko Widodo @jokowi, @dpr_ri dan @puanmaharani menjadi akun yang paling banyak ditandai oleh warganet terkait topik penolakan UU Cipta Kerja.

Jumlah unggahan warganet yang menyuarakan aspirasi rakyat ini pun tidak terbilang sedikit. Hingga kini beragam tagar terkait aksi penolakan UU Cipta Kerja masih menghiasi jagat media sosial, baik Twitter maupun Instagram.