DPR Lebih Banyak Dikritik Warganet di Masa Pandemi COVID-19
Ilustrasi (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI lebih banyak menerima kritikan ketimbang apresiasi terhadap kerja mereka selama masa pandemi COVID-19. 

Kritik dari warganet untuk DPR ini terpantau di media sosial oleh Netray selama 6 April hingga 5 Mei. 

Dari total 99.413 kicauan warganet, sebagian besarnya merupakan sentimen negatif. Rinciannya, kicauan berbau kritikan sebanyak 42.060 kali, sementars cuitan bersentimen positif sebanyak 39.267 kali.

Dalam laman Blog Netray dipaparkan, terjadi beberapa kali puncak kicauan, di antaranya pada 15 April, 23 April, 28 April, dan 03 Mei.

Pada tanggal 15 April, warganet ramai memperbincangkan isu pembahasan lanjutan mengenai rancangan Omnibus Law di tengah situasi pandemi COVID-19. 

Keresahan dan kekecewaan tersirat dalam kicauan warganet. Sebab, Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang sedang dibahas mendapat banyak penolakan di kalangan masyarakat. Warganet menilai hal tersebut tidak pantas dilakukan, dan menganggap anggota dewan seharusnya fokus dalam penanganan COVID-19.

Salah satu akun yang banyak di-retweet warganet adalah @YongL4dy. "Keburu kejar target apa keburu kejar proyek? DPR hendaknya mengerti penderitaan rakyat, bukan malah bahas Omnibus Law saat wabah COVID-19 #DPR_AgenRUUCilaka," kicaunya.

Kemudian, pada tanggal 23 April, terdapat kenaikan grafik kicauan yang cukup signifikan. Topik yang dibahas adalah terkait Komisi III DPR yang mengapresiasi Polri karena berhasil menindak pelaku kriminalitas yang meningkat di masa pandemi.

Meski topik ini mendapatkan kicauan terbanyak dan menanjak secara signifikan selama masa pantauan, namun tidak berlangsung lama dan kembali turun beberapa jam berikutnya.

Selanjutnya pada 28 April, DPR kembali menuai kritik terkait produk jamu tradisional untuk pasien COVID-19. Jamu tersebut diimpor dari China oleh Satgas DPR. Hal ini menuai kritik dari warganet. 

"Pengusaha jamu kecewa, Satgas COVID-19 kok impor jamu dari Tiongkok?" kicau @PutraErlangga_

Kemudian, perbincangan terkait DPR RI kembali memuncak pada tanggal 03 Mei. Perbincangan ini berkaitan dengan kritikan Najwa Shihab terhadap kinerja DPR RI selama masa pandemi.

Jurnalis senior ini menilai anggota DPR tidak fokus dalam langkah menghadapi pandemi, tetapi justru bersemangat membahas sejumlah RUU kontroversial.

Lebih lanjut, selama periode pemantauan Netray, terlihat beberapa puncak cuitan warganet yang mengkritik kinerja anggota DPR. Dalam kritikannya, warganet meminta DPR fokus menyiapkan strategi dengan langkah yang berpihak pada masyarakat, bukan dengan berbagai langkah yang dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan utama masyarakat.