JAKARTA - SpaceX menandatangani kesepakatan pertamanya dengan maskapai penerbangan untuk menyediakan internet nirkabel dalam penerbangan menggunakan jaringan satelit Starlink. Kontrak baru ini diumumkan oleh perusahaan antariksa itu pada Kamis, 21 April.
SpaceX berhasil unggul atas saingannya yakni perusahaan satelit lain yang sedang berkembang untuk menempatkan internet berkecepatan tinggi di penerbangan maskapai komersial.
Perusahaan, yang dimiliki oleh CEO Tesla Elon Musk tersebut, telah melakukan pembicaraan selama berbulan-bulan dengan maskapai penerbangan untuk menyediakan Starlink internet dalam penerbangan mereka. Ini juga menjadi cabang utama dalam strategi SpaceX untuk menjaring pelanggan perusahaan di luar konsumen dan rumah tangga di daerah pedesaan, di berbagai belahan dunia, yang minim atau tanpa akses internet.
Kesepakatan dengan layanan jet semi-swasta BEJ, mengharuskan Starlink untuk melengkapi 100 pesawat dengan terminal internet Starlink. Pesawat pertama yang terhubung dengan internet Starlink akan terbang perdana pada akhir tahun ini. Sayang, juru bicara BEJ menolak untuk mengungkapkan nilai kemitraan antara mereka dengan Starlink.
BACA JUGA:
SpaceX saat ini telah meluncurkan sekitar 2.000 satelit Starlink ke orbit rendah Bumi sejak 2019. Meskipun jaringannya belum sepenuhnya dikerahkan, namun mereka sudah menawarkan layanan internet broadband kepada ribuan pelanggan di beberapa negara dengan harga 110 dolar AS (Rp 1,5 juta) per bulan.
SpaceX telah meminta persetujuan dari Komisi Komunikasi Federal AS untuk mengoperasikan Starlink di pesawat terbang dan kapal pengiriman. Mereka sebelumnya telah menguji jaringan internet pada beberapa jet Gulfstream, serta pesawat militer.
Layanan Starlink di pesawat BEJ tidak akan dikenakan biaya kepada pelanggan BEJ. Jaringan internet di pesawat charter ini juga tidak memerlukan login atau kerumitan lain yang terkait dengan sistem bawaan yang ada.