Bagikan:

JAKARTA – Voyager Space, perusahaan antariksa, mengumumkan bahwa Stasiun Luar Angkasa Starlab akan diluncurkan ke Orbit Rendah Bumi (LEO) dengan kendaraan peluncur Starship milik SpaceX.

Ketua sekaligus CEO Voyager Space, Dylan Taylor, mengatakan bahwa Starlab Space, perusahaan yang dibangun bersama Airbus, sengaja memilih SpaceX karena perusahaan milik Elon Musk itu memiliki rekam jejak peluncuran yang baik.

“Sejarah kesuksesan dan keandalan SpaceX membuat tim kami memilih Starship. SpaceX adalah pemimpin yang tak tertandingi dalam peluncuran dan kami bangga Starlab akan diluncurkan ke orbit dalam satu penerbangan dengan Starship,” ujar Taylor.

Sementara itu, perwakilan SpaceX mengaku antusias dengan terpilihnya Starship sebagai peluncur Starlab. Menurut perusahaan tersebut, kehadiran Starlab mendukung kehadiran manusia di orbit dan mewujudkan kehidupan multiplanet.

“Solusi peluncuran tunggal Starlab terus menunjukkan tidak hanya apa yang mungkin dilakukan, namun juga bagaimana masa depan ruang komersial terjadi saat ini,” kata Wakil Presiden Senior Bisnis Komersial SpaceX, Tom Ochinero.

Stasiun Luar Angkasa Starlab dijadwalkan meluncur ke orbit pada tahun 2028. Stasiun komersial ini akan menggantikan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang akan pensiun.

Setelah ISS jatuh ke bumi dan terbakar di atmosfer, Starlab akan melayani pelanggan dari seluruh dunia, baik itu badan antariksa, perusahaan komersial, maupun peneliti. Stasiun ini akan digunakan sebagai tempat beristirahat dan penelitian para astronot.

Sejauh ini, Starlab telah menyelesaikan Tinjauan Persyaratan Sistem, Tinjauan Definisi Sistem, dan Pengujian Human in The Loop. Untuk memaksimalkan kemajuannya, Starlab Space telah bermitra dengan Northrop Grumman dan akan bermitra dengan Badan Antariksa Eropa (ESA).