Regulator Rusia, Roskomnadzor, Tuduh Google Sebarkan Konten Palsu di YouTube
Rusia menuntut agar Google berhenti menyebarkan apa yang disebutnya ancaman terhadap warga Rusia di YouTube. (foto; dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Pengawas komunikasi Rusia mengatakan pada Kamis, 7 April, bahwa pihaknya mengambil tindakan hukuman terhadap Google. Langkah ini, termasuk larangan mengiklankan platform dan sumber informasinya, karena melanggar hukum Rusia.

Roskomnadzor menuduh platform berbagi video YouTube Google, yang telah menutup media yang didanai negara Rusia secara global, menjadi "salah satu platform utama yang menyebarkan konten palsu (gambar palsu) tentang jalannya operasi militer khusus (Rusia) di wilayah Ukraina, mendiskreditkan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia."

Roskomnadzor mengatakan tindakan terhadap Google, yang dimiliki oleh Alphabet Inc., yang mencakup peringatan di mesin pencari yang mengatakan itu melanggar hukum Rusia, akan tetap berlaku sampai Google mematuhi undang-undang.

Google sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media.

Dilaporkan oleh Reuters, bulan lalu, Rusia menuntut agar Google berhenti menyebarkan apa yang disebutnya ancaman terhadap warga Rusia di YouTube.

Regulator juga memblokir layanan agregator berita Google pada Maret, dan menuduhnya telah  mengizinkan akses ke materi palsu tentang operasi militer di Ukraina.

Parlemen Rusia bulan lalu juga mengesahkan undang-undang yang memberikan hukuman penjara hingga 15 tahun karena sengaja menyebarkan berita "palsu" yang berbeda dengan laporan pemerintah tentang aksi militer Rusia.

Keinginan untuk mengontrol informasi tentang kampanyenya di Ukraina telah meningkatkan ketegangan lama Moskow dengan perusahaan teknologi asing.

Rusia juga marah karena Meta Platform mengizinkan pengguna media sosial di Ukraina untuk mengirim pesan seperti "Matilah penjajah Rusia".  Moskow bahkan sudah memblokir Instagram pada bulan Maret, dan  telah memutus akses ke Facebook karena platform media sosial itu telah melakukan  pembatasan terhadap media Rusia.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran dalam upaya untuk memaksa Rusia menarik pasukannya.