JAKARTA - YouTube dilaporkan mulai memblokir akses secara global ke saluran terkait dengan media yang didanai pemerintah Rusia. Mereka diklaim telah melanggar aturan YouTube dengan konten yang melarang, meminimalkan, atau meremehkan peristiwa kekerasan yang terdokumentasi dengan baik.
Platform video milik Google itu sebelumnya telah memblokir saluran, khususnya saluran Russia Today dan Sputnik di seluruh Eropa.
Langkah itu diumumkan YouTube lewat unggahannya di Twitter dan mengatakan perubahan itu akan segera berlaku, "kami berharap sistem kami membutuhkan waktu untuk ditingkatkan," tweet YouTube.
Menurut YouTube, invasi Rusia ke Ukraina sekarang berada di bawah kebijakan peristiwa kekerasan dan jika terdapat materi yang melanggar, akan dihapus. Perusahaan juga telah menghapus konten tentang invasi Rusia ke Ukraina yang melanggar kebijakannya.
Ada lebih dari 1.000 saluran dan lebih dari 15.000 video dihapus yang terkait dengan invasi ini.
"Sistem kami juga menghubungkan orang ke sumber berita tepercaya. Sejauh ini, berita terkini dan rak berita teratas di beranda kami telah ditonton lebih dari 17 juta kali di Ukraina," ujar YouTube seperti dikutip dari ZDNet, Sabtu, 12 Maret.
BACA JUGA:
Tindakan militer Rusia telah menempatkan negara itu berselisih juga dengan sejumlah platform media sosial, seperti Meta dan Twitter, karena kedua belah pihak yang berkonflik berusaha memengaruhi lintasannya dengan kendali internet.
Lebih lanjut, karyawan di seluruh Google juga telah mendesak YouTube untuk mengambil tindakan hukuman tambahan terhadap saluran Rusia. Para karyawan itu menuduh saluran Rusia menyebarkan narasi palsu tentang kepemimpinan Ukraina dan kematian warga sipil selama perang.
Langkah itu dilakukan ketika Rusia telah mengambil sikap yang semakin agresif terhadap perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) dengan menetapkan langkah-langkah untuk mengekang disinformasi Rusia di platform mereka.
Regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor mengatakan akan melarang Instagram mulai 14 Maret, menyusul keputusan perusahaan induk Meta untuk mengizinkan konten dari Ukraina yang menyerukan kekerasan terhadap penjajah Rusia. Seminggu yang lalu, Rusia memblokir akses ke Facebook dengan alasan yang sama.