JAKARTA – Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat pada Jumat, 11 Maret, menuntut agar Washington menghentikan "kegiatan ekstremis" pemilik Facebook, Meta Platforms Inc., yang untuk sementara mencabut larangan seruan kekerasan terhadap militer dan kepemimpinan Rusia.
☝️We demand that 🇺🇸 authorities stop the extremist activities of @Meta, take measures to bring the perpetrators to justice. Users of #Facebook & #Instagram did not give the owners of these platforms the right to determine the criteria of truth and pit nations against each other. https://t.co/1RkrjRmEtA pic.twitter.com/sTacSm4nDt
— Russian Embassy in USA 🇷🇺 (@RusEmbUSA) March 11, 2022
Meta Platforms akan memungkinkan pengguna Facebook dan Instagram di beberapa negara untuk menyerukan kekerasan terhadap Rusia dan tentara Rusia dalam konteks invasi Ukraina. Hal ini muncul dalam email internal yang dilihat oleh Reuters pada Kamis lalu. Ini juga menjadi perubahan sementara pada kebijakan ujaran kebencian, yang berlaku di dua media sosial itu.
BACA JUGA:
"Kebijakan Meta yang agresif dan kriminal yang mengarah pada hasutan kebencian dan permusuhan terhadap Rusia sangat keterlaluan," kata Kedutaan Rusia dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters. "Tindakan perusahaan adalah bukti lain dari perang informasi tanpa aturan yang diumumkan di negara kita."
Kedutaan Rusia mengatakan telah meminta pihak berwenang AS untuk "menghentikan kegiatan ekstremis Meta dan mengambil tindakan untuk membawa para pelaku ke pengadilan"."
Namun hingga kini baik pemerintah AS dan Meta belum memberikan komentar atas tuntutan dari Kedutaan Rusia itu.