Izinkan <i>Hate Speech</i> untuk Rusia, Instagram Kini Tak dapat Lagi Diakses di Negara Itu
Instagram tak dapat diakses lagi di Rusia. (foto: pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Pengguna Instagram di Rusia telah menerima pemberitahuan dari regulator komunikasi Rusia, bahwa layanan media sosial ini dihentikan mulai Minggu, 13 Maret tengah malam waktu setempat.

Ini terpaksa dilakukan setelah pemiliknya, Meta Platforms Inc., pekan lalu mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan pengguna media sosial di Ukraina untuk memposting pesan hate speech untuk Rusia seperti "Matilah penjajah Rusia".

Sebuah pesan email dari regulator komunikasi Rusia mengatakan kepada orang-orang untuk memindahkan foto dan video mereka dari Instagram sebelum ditutup. Rusia juga mendorong rakyatnya untuk beralih ke "platform internet kompetitif" milik Rusia sendiri.

Meta, yang juga memiliki Facebook, mengatakan pada Jumat  lalu bahwa perubahan sementara dalam kebijakan ujaran kebencian hanya berlaku di Ukraina, setelah invasi Rusia pada 24 Februari.

Perusahaan itu mengatakan akan salah jika mencegah warga Ukraina "mengungkapkan perlawanan dan kemarahan mereka pada pasukan militer yang menyerang".

Keputusan itu disambut dengan kemarahan di Rusia, di mana pihak berwenang telah membuka penyelidikan kriminal terhadap Meta dan jaksa pada Jumat lalu meminta pengadilan untuk menunjuk raksasa teknologi AS itu sebagai "organisasi ekstremis".

Kepala Instagram mengatakan pemblokiran itu akan memengaruhi 80 juta pengguna. Rusia telah melarang Facebook di negara itu sebagai tanggapan atas apa yang dikatakan sebagai pembatasan akses ke media Rusia di platform tersebut.

Pesan kepada pengguna Instagram dari regulator Roskomnadzor menggambarkan keputusan untuk mengizinkan seruan kekerasan terhadap Rusia sebagai pelanggaran hukum internasional.

"Kita perlu memastikan kesehatan psikologis warga, terutama anak-anak dan remaja, untuk melindungi mereka dari pelecehan dan hinaan online," katanya, menjelaskan keputusan untuk menutup platform tersebut, seperti dikutip Reuters.