Bagikan:

JAKARTA - Google Alphabet Inc, pada Selasa 1 Maret,  mengkonfirmasi bahwa mereka telah menghapus penerbit yang didanai pemerintah  Rusia seperti situs RT dari fitur terkait berita, termasuk di mesin  pencarian Google News.

Keputusan ini diambil  setelah invasi Rusia ke Ukraina dan berbagai sanksi  yang sudah diterapkan terhadap Rusia. Misalnya seperti sanksi ekonomi  dan penghentian pengiriman produk berteknologi ke negara itu.

Kent Walker, presiden urusan global Google, sebelumnya juga mengatakan dalam sebuah posting blog, Selasa lalu, bahwa pihaknya tengah berusaha untuk menghentikan penyebaran berita atau konten informasi yang salah.

"Dalam krisis luar biasa ini kami mengambil langkah-langkah luar biasa untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah dan mengganggu kampanye disinformasi online," ungkap Walker dalam postingnya blog.

Sebelumnya juga dilaporkan oleh Reuters, bahwa Google juga telah membatasi perusahaan berita yang didanai oleh pemerintah Rusia untuk dapat menjalankan fitur iklan dan beberapa fitur di YouTube.

Langkah Google itu mendapatkan tanggapan sengit dari redaksi RT. Menurut Wakil Pemimpin Redaksi RT, Anna Belkina, bahwa perusahaan teknologi yang telah memotong distribusi outletnya tidak menunjukkan "satu butir bukti pun bahwa apa yang telah dilaporkan RT selama ini, dan terus dilaporkan, tidak benar."

"'Pembentukan' kolektif ini tampaknya takut hanya dengan kehadiran suara luar karena takut kehilangan audiensi yang secara historis mereka tangkap, jika audiens itu menemukan perspektif yang berbeda," kata pernyataan itu.