Bagikan:

JAKARTA - Meta Platforms Inc. secara global telah menurunkan konten dari halaman Facebook dan akun Instagram outlet media yang dikendalikan oleh pemerintah Rusia. Selain itu juga posting yang berisi tautan ke outlet tersebut di Facebook.

Nick Clegg, Kepala Urusan Global Meta Platform Inc., pada Selasa, 1 Merat menyatakan bahwa perusahaan teknologi dan media sosial telah menghadapi tekanan untuk menanggapi invasi Rusia sejak Kamis 24 Februari lalu ke Ukraina. Invasi itu telah menyebabkan sanksi ekonomi terhadap Moskow oleh pemerintah hampir di seluruh dunia.

Nick Clegg dari Meta mengatakan kepada wartawan selama konferensi pers menyatakan bahwa perusahaan telah melihat degradasi yang "jelas terlihat" dari layanannya di Rusia sejak pihak berwenang di sana mengumumkan mereka akan membatasi platform Meta. “Video dan konten multimedia lainnya sangat terpengaruh,” kata Clegg.

Menurut Clegg selama ini Meta telah melakukan "diskusi yang berlarut-larut" dengan regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor. Diskusi ini terutama mengenai undang-undang barunya yang mengharuskan beberapa perusahaan internet asing untuk membuka kantor di Rusia. Dia menyebut beberapa ketentuan di bawah undang-undang baru itu "tidak proporsional."

Meta, bersama dengan Twitter dan Google Alphabet, menghadapi kemungkinan tindakan hukuman di Rusia karena mereka belum mematuhinya hingga Maret ini.

Pada Senin, 28 Februari, Meta mengatakan akan membatasi akses ke outlet media pemerintah Rusia, RT dan Sputnik, pada platformnya di seluruh Uni Eropa.

Clegg mengatakan perusahaan juga telah menerima permintaan dari pemerintah di luar Uni Eropa untuk memblokir media pemerintah Rusia. Dia mengatakan dia tidak mengetahui permintaan seperti itu dari pemerintah Amerika Serikat.