JAKARTA – Biaya transaksi Cardano mengalami peningkatan sangat signifikan, yakni 100 persen. Menurut data yang dirilis perusahaan riset kripto, Messari peningkatan ini merupakan yang terkuat sejak Agustus dan Mei. Namun, peningkatan kali ini memiliki faktor yang berbeda.
Peningkatan ini akibat dari peningkatan penggunaan jaringan seperti pada bulan Agustus dan Mei lalu. Namun selain itu, peningkatan disebabkan oleh jumlah kasus penggunaan jaringan. Perbedaan antara kenaikan kenaikan biaya selama volume perdagangan tinggi dan peningkatan solusi desentralisasi on-chain cukup drastis.
Selama periode volatilitas (kecenderungan mudah berubah) yang tinggi menjadikan para pengguna memindahkan dana mereka lebih aktif. Hal itu mencakup retribusi dana, perdagangan, investasi, dan operasi yang lainnya. Namun, tiap kali aplikasi atau solusi terdesentralisasi baru muncul di jaringan, penggunaannya tetap lebih tinggi.
BACA JUGA:
Bisa Jadi Masalah?
Membayar sekitar Rp7.100 tiap transaksi Cardanoi nampaknya bukan masalah besar. Namun, dengan pengembangan selanjutnya, poenambahan solusi baru, dan pertumbuhan harga yang relatif cepat, pedagang diprediksi menghadapi masalah yang sama ketika kegilaan NFT terjadi di jaringan Ethereum tahun lalu.
Untuk diketahui, pada tahun 2021 lalu transaksi Ethereum bisa mencapai 100 dolar AS atau Rp1,4 juta hanya untuk transaksi sederhana. Bahkan, untuk percetakan akan lebih dari angka tersebut. pada titik tertentu, jaringan akan menghadapi arus keluar dana dan pengguna yang amat besar. Itu dikarenakan, pengguna tidak akan mau membayar lebih dari Rp700 ribu untuk transaksi yang hanya Rp140 ribuan.
Dapat disimpulkan, jika total kapitalisasi pasar Cardano mencapai tingkat Ethereum, bahkan Bitcoin, harga token ADA kemungkinan besar akan mencapai kurang lebih Rp143 ribu menurut perhitungan keuangan. Sedangkan, biaya transaksi bisa setengahnya, sekitar Rp71 ribu pada tingkat penggunaan sekarang.