JAKARTA - Amerika Serikat pada Jumat 3 Januari menjatuhkan sanksi kepada Integrity Technology Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing, dengan tuduhan menjadi dalang di balik kelompok peretas "Flax Typhoon".
Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri AS menyebutkan bahwa Integrity Tech adalah kontraktor besar pemerintah China yang memiliki hubungan erat dengan Kementerian Keamanan Negara. Para peretasnya diduga bekerja di bawah arahan Beijing untuk menargetkan infrastruktur kritis di AS dan luar negeri.
Pada bulan September lalu, Direktur FBI Christopher Wray menuding perusahaan tersebut telah "mengumpulkan intelijen dan melakukan pengintaian untuk badan keamanan pemerintah China."
Selain itu, pernyataan bersama yang dirilis oleh pejabat siber dari AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru menuduh Integrity Tech telah mengkompromikan lebih dari 250.000 perangkat di seluruh dunia.
BACA JUGA:
Di sisi lain, pemerintah China membantah tuduhan tersebut dan menuduh AS serta sekutunya "melompat pada kesimpulan yang tidak berdasar serta membuat tuduhan tanpa bukti terhadap China" terkait dengan Integrity dan Flax Typhoon.
Flax Typhoon merupakan salah satu dari beberapa kelompok peretas asal China yang menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir karena menyasar data sensitif dan infrastruktur penting. Kelompok lain, seperti "Volt Typhoon" dan "Salt Typhoon," juga diduga terlibat dalam aksi serupa, termasuk menyusup ke perusahaan telekomunikasi di AS.
Pekan lalu, pejabat Departemen Keuangan AS melaporkan bahwa sebuah kelompok peretas asal China tanpa nama telah meretas komputer mereka, termasuk membobol data dari kantor sanksi Departemen tersebut, seperti yang dilaporkan oleh The Washington Post.