Bagikan:

JAKARTA – FBI, badan penegak hukum Amerika Serikat, berhasil menggagalkan kelompok peretas besar asal China yang dijuluki "Flax Typhoon." Dalam operasi tersebut, FBI berhasil merebut kembali ribuan perangkat yang telah dikompromikan oleh kelompok ini. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Direktur FBI, Christopher Wray, dalam konferensi keamanan siber di Washington pada Rabu, 18 September 2024.

Flax Typhoon diidentifikasi sebagai kelompok yang dijalankan oleh perusahaan China bernama Integrity Technology Group. Perusahaan ini berpura-pura beroperasi sebagai perusahaan teknologi informasi (IT) tetapi sebenarnya melakukan pengumpulan intelijen dan pengintaian atas nama badan keamanan pemerintah China.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh otoritas siber dari Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, Flax Typhoon telah berhasil meretas lebih dari 250.000 perangkat di seluruh dunia hingga Juni 2024. Kelompok ini menargetkan infrastruktur penting, termasuk perusahaan, media, universitas, dan lembaga pemerintah.

Reaksi Beijing dan Tuduhan Botnet

Meskipun tuduhan ini serius, Kedutaan Besar China di Washington langsung membantahnya. Mereka menuding otoritas AS "membuat kesimpulan yang tidak berdasar" dan menegaskan bahwa China selalu memerangi segala bentuk serangan siber. Dalam pernyataannya, China menyatakan bahwa mereka tidak mendukung aktivitas semacam ini dan menolak tuduhan keterlibatan pemerintah dalam operasi tersebut.

Untuk menyamarkan operasinya, Flax Typhoon menggunakan metode yang disebut "botnet," yaitu jaringan perangkat yang telah dibajak seperti kamera dan perangkat penyimpanan digital, untuk mengirimkan lalu lintas jahat tanpa terdeteksi. FBI mengambil alih infrastruktur botnet tersebut, meskipun kelompok peretas sempat melancarkan serangan balik sebelum akhirnya menyerah dan meninggalkan operasi.

FBI Siap Hadapi Pertarungan Lebih Panjang

Menurut Direktur Wray, penggagalan kelompok Flax Typhoon ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan FBI untuk memutus jaringan botnet China. Dia juga menyebut bahwa sebelumnya FBI telah berhasil mengidentifikasi dan menangani kelompok peretas lain yang juga terkait dengan pemerintah China, yaitu Volt Typhoon.

Wray mengingatkan bahwa meskipun tindakan ini berhasil, "ini hanyalah satu babak dalam pertarungan yang jauh lebih panjang." FBI berkomitmen untuk terus melawan ancaman siber yang datang dari China, terutama yang menargetkan infrastruktur vital dan lembaga strategis di Amerika Serikat.

Operasi ini menandai langkah signifikan dalam upaya FBI untuk menekan serangan siber yang didukung negara. Kedua kelompok, Flax Typhoon dan Volt Typhoon, dianggap sebagai ancaman utama bagi keamanan siber AS, khususnya dalam hal menjaga keamanan infrastruktur kritis.