China Bantah Tudingan AS soal Serangan Siber
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan pers di Beijing, China pada 1 Februari 2024. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin membantah keras tudingan soal serangan siber terhadap sejumlah infrastruktur penting di Amerika Serikat.

"China dengan tegas menentang dan menindak segala bentuk serangan siber sesuai hukum. Tanpa bukti yang valid, AS membuat kesimpulan dan melontarkan tuduhan tidak berdasar terhadap China," kata dia kepada media di Beijing dilansir ANTARA, Kamis, 1 Februari.

Direktur Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) Christopher Wray kepada anggota Kongres AS pada Rabu (31/1) menuding peretas China mengincar berbagai infrastruktur penting di AS, seperti instalasi pengolahan air, listrik, serta jaringan pipa minyak dan gas alam.

"(Tuduhan) ini sangat tidak bertanggung jawab dan memutarbalikkan fakta. China dengan tegas menentang hal ini," kata Wang Wenbin.

Dia menegaskan AS sendiri adalah negara asal para pelaku serangan siber.

"Komando Pasukan Siber AS secara terbuka menyatakan bahwa infrastruktur penting negara lain adalah target sah serangan siber AS," kata Wang Wenbin.

Dia mengatakan bahwa sejak 2023, Badan Keamanan Siber China telah merilis laporan yang mengungkap serangan siber pemerintah AS yang sudah berlangsung lama terhadap infrastruktur penting China.

"Kebijakan dan praktik yang tidak bertanggung jawab seperti ini telah menempatkan infrastruktur penting global ke posisi berisiko yang sangat besar. Kami mendesak AS untuk menghentikan kegiatan mata-mata siber dan serangan siber di seluruh dunia, dan berhenti menjelek-jelekkan negara lain dengan alasan keamanan siber," katanya.

Chritopher Wray di hadapan Kongres AS mengatakan pemerintah China berusaha melemahkan AS melalui kampanye spionase, pencurian kekayaan intelektual dan serangan siber.

Ia juga mengatakan kepada anggota Kongres bahwa FBI telah menonaktifkan kelompok "Volt Typhoon" yang diduga meretas ratusan "router" untuk mengakses data aset AS.

Washington khawatir akan kemunculan campur tangan asing menjelang pemilihan presiden AS pada November 2024.

Dalam pertemuan di San Fransisco, AS, pada November 2023, Presiden China Xi Jinping meyakinkan Presiden AS Joe Biden bahwa negaranya tidak akan ikut campur dalam pemilu AS tahun 2024.

Sikap itu ditegaskan kembali oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi kepada penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam pertemuan mereka akhir pekan lalu.