Bagikan:

JAKARTA - Ketika Rusia menginvasi Ukraina pekan  lalu, beberapa pengguna media sosial mendapatkan pengalaman pertama mereka menyaksikan konflik dari garis depan di TikTok.

Video orang-orang berkerumun dan menangis di tempat perlindungan atau bunker bom yang tanpa jendela, ledakan bom silih berganti  di perkotaan dan rudal yang melesat melintasi kota-kota Ukraina bermunculan di TikTok.

Bahkan video-video tersebut  menjadi konten terpopuler di aplikasi video pendek yang selama ini biasanya menawarkan  video mode, kebugaran, dan tarian.

Influencer media sosial Ukraina mengunggah adegan suram diri mereka yang terbungkus selimut di bunker bawah tanah. Sementara tank dan tentara berputar-putar  di jalan-jalan perumahan. Video ini, disandingkan dengan foto-foto bunga mekar dan teman-teman yang tertawa di restoran yang menghormati kenangan yang lebih damai dari kampung halaman mereka. Sangat kontras dan memilukan.

@zaluznik

Я НЕ ДУМАЛВ ЧТО ЭТА НОЧЬ БУДЕТ ТАКОЙ ТЯЖЁЛОЙ, ДЕРЖИМСЯ 🙏

♬ оригинальный звук - СТЕПАНЫЧ

Para influencer ini mendesak pengikut mereka untuk berdoa bagi Ukraina, menyumbang dana untuk mendukung militer Ukraina dan menuntut pengguna TikTok, khususnya dari Rusia,  untuk bergabung dalam upaya anti-perang.

Invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Vladimir Putin sebagai "operasi khusus", adalah contoh terbaru dari peran sentral yang dimainkan TikTok dalam membawa berita dan peristiwa terkini ke audiens Gen Z yang tumbuh besar di aplikasi media sosial.

Algoritme TikTok yang terkenal canggih, karena menyajikan konten yang sedang tren bahkan jika pengguna tidak mengikuti orang-orang tertentu, memungkinkan topik dengan cepat menjadi viral di antara 1 miliar pengguna bulanannya.

Aplikasi tersebut menjadi sangat berpengaruh dalam konflik ini Rusia-Ukraina, sehingga Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengimbau "TikTokers" sebagai kelompok yang dapat membantu mengakhiri perang. Zelenskiy menyampaikan permintaan itu dalam pidato yang ditujukan kepada warga Rusia.

Seorang blogger perjalanan Ukraina bernama Alina Volik, yang memiliki lebih dari 36.000 pengikut di TikTok, berhenti sejenak dari kebiasaannya memposting sorotan perjalanannya ke Mesir, Spanyol dan Turki. Sebaliknya  untuk sementara ia  mengunggah video kehidupan dalam invasi, ransel darurat yang diisi dengan persediaan pertolongan pertama dan jendela tertutup untuk melindungi diri dari pecahan kaca dan  ledakan bom.

Dalam video TikTok yang diposting pada Senin, 28 Februari, Volik juga mendesak pengikut akunnya dari berbagai negara  untuk menonton Instagram Stories-nya guna "melihat kebenaran" tentang Ukraina.

Dalam email-nya kepada Reuters, Volik mengatakan dia ingin memerangi informasi yang salah dalam pemberitaan  Rusia, bahwa tindakan negara itu adalah "operasi militer" daripada perang yang merugikan Ukraina.

Montase bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh rudal, rak toko kelontong yang kosong, dan antrean panjang mobil yang menumpuk di luar pompa bensin dapat dilihat di halaman TikTok dari influencer top Ukraina.

"@zaluznik" yang memiliki 2 juta pengikut, memposting satu montase seperti itu pada hari Minggu dengan judul "Rusia buka matamu!"

Influencer Rusia juga telah menggunakan aplikasi untuk membagikan reaksi mereka. Niki Proshin, yang memiliki lebih dari 763.000 pengikut TikTok, mengatakan dalam sebuah video pada  Kamis lalu, bahwa "orang normal" di Rusia tidak mendukung perang.

"Tidak ada teman saya dan tidak ada orang yang saya ajak bicara secara pribadi mendukung acara hari ini," katanya, merujuk pada invasi ke Ukraina.

Pada  Senin, regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor,  menuntut TikTok untuk berhenti memasukkan konten terkait militer dalam postingan yang direkomendasikan untuk anak di bawah umur. Roskomnadzor juga mengatakan bahwa sebagian besar konten tersebut bersifat anti-Rusia. Namun hingga kini belum ada tanggapan dari TikTok tentang tuntutan Roskomnadzor.

Peneliti misinformasi online  juga memperingatkan bahwa informasi palsu tentang konflik Rusia – Ukraina saat ini bercampur dengan yang asli. Bahkan informasi dan konten itu  telah menyebar luas di TikTok dan platform teknologi lainnya termasuk di Facebook, Twitter,  dan Youtube.

Bahkan cuplikan video game simulator militer Arma 3, gambar ledakan dari konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza, cuplikan lama tentang penembakan berat dan animasi pesawat terbang telah dibagikan di situs media sosial seolah-olah menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu.

"Kami terus memantau situasi dengan cermat, dengan meningkatkan sumber daya untuk menanggapi tren yang muncul dan menghapus konten yang melanggar, termasuk misinformasi yang berbahaya dan promosi kekerasan," kata juru bicara TikTok. Ia juga menambahkan bahwa selama ini mereka   bekerja sama dengan organisasi pemeriksa fakta.

Sementara beberapa pengguna TikTok Ukraina telah membuat misi untuk berbagi informasi dan menyebarkan kesadaran dengan audiens Barat.

"Saya ingin orang mengerti, ini bukan lelucon, ini adalah situasi serius yang dihadapi warga Ukraina," kata Marta Vasyuta, 20, dalam sebuah wawancara, Senin lalu.

Salah satu video TikTok Vasyuta menunjukkan apa yang tampak seperti rudal di langit dengan judul "Kyiv 4:23 pagi." Video itu memiliki lebih dari 131.000 komentar pada Senin lalu, saat pengguna membanjiri video itu untuk sekedar berdoa dan mengungkapkan ketidakpercayaan atas kejadian itu.

"Tidak pernah menyangka akan mendapatkan update WAR di TIKTOK," komentar salah satu pengguna.