Bagikan:

JAKARTA - Saat bermain media sosial, sering kali kita, para orang tua dan bahkan anak-anak tidak memperhatikan soal keamanan. Dengan berbagi informasi pribadi secara daring, tentu saja dapat memicu kejahatan siber maupun dunia nyata.

Meskipun platform jejaring media sosial dapat menjadi sumber pengetahuan dan bantuan berguna bagi para orang tua yang mencoba menyeimbangkan aktivitas mereka, penting untuk diingat bahwa ancaman daring juga mengintai di sini.

"Penting untuk berhati-hati dengan informasi yang diposting di akun media sosial, karena bahaya terbesar terletak pada apa yang dilihat orang asing dan bisa menjadi celah pelaku kejahatan siber,” ungkap Managing Director Kaspersky Asia Pasifik, Stephan Neumeier dalam keterangan resminya, Senin 14 September.

Segala sesuatu yang dipublikasikan oleh orang tua atau anak-anak secara online dapat menjadi bumerang yang merugikan, baik itu posting tentang topik acak, foto pribadi, atau detail kehidupan mereka. Oleh karena itu, berikut VOI berikan tips aman berselancar di media sosial dengan aman dari Kaspersky.

1. Jangan posting alamat rumah atau sekolah

Dengan berbekal informasi ini, para perampok, pedofil, pengganggu, dan profil jahat lainnya dapat dengan mudah menemukan Anda atau anak Anda. Anak-anak jarang mempublikasikan alamat rumah di situs jejaring sosial, tetapi sangat sering kali ditemukan mereka menyebutkan nama sekolah.

Selain di halaman utama, penting juga untuk tidak membagikan informasi ini di kolom komentar atau foto yang secara eksplisit menjelaskan tempat anak Anda bersekolah.

2. Membagikan nomor telepon

Bagi anak-anak, nomor telepon adalah kontak langsung yang dapat digunakan oleh teman sebaya untuk pertolongan atas perlakuan penindasan dan bahkan bagi orang dewasa masih banyak lagi.

Sayangnya, bagi para pelaku kejahatan siber, informasi khusus ini adalah salah satu data paling berharga yang bisa mereka dapatkan. Misalnya sejak 2016, penjahat dunia maya mulai mengumpulkan nomor telepon pengguna jejaring sosial dan menggunakan informasi yang dicuri untuk mendaftar ulang ke layanan perbankan online dan mendapatkan akses ke akun korban mereka.

3. Menandakan geolokasi Anda saat ini (Check-in)

Informasi bahwa keluarga jauh dari rumah adalah sinyal untuk pencuri. Ini juga memudahkan untuk melacak seseorang. Selain itu, mengatakan sesuatu seperti "tempat favorit kami" dan memposting geotag dapat membahayakan meskipun Anda sedang tidak berada di tempat tersebut.

Hal ini menunjukkan kepada pelaku kejahatan bahwa tempat tersebut menjadi lokasi untuk menemukan Anda dengan mudah.

4. Posting foto dan video pribadi.

Bermain media sosial tidak lengkap jika tidak memposting foto selfie bersama teman, maupun keluarga. Bahkan mungkin menjadi aktivitas yang cukup menyenangkan bagi para remaja namun dapat menimbulkan masalah jika dipublikasikan di Internet. Foto dan video Anda yang terlihat jelas wajahnya pun bisa dimanfaatkan penjahat siber untuk melakukan hal-hal penipuan dengan menggunakan akun palsu.

5. Mengunggah foto-foto barang mewah

Ini akan menunjukkan tingkat kekayaan atau menandai kemewahan seseorang kepada pihak asing. Bersama dengan alamat rumah dan geolokasi Anda saat ini akan menjadi tambang emas bagi pencuri yang berselancar mencari korban di Internet.