Bagikan:

JAKARTA - LinkedIn milik Microsoft terus memungkinkan pengguna menyesuaikan feed yang mereka minati atau hindari, salah satunya dengan keberadaan konten politik.

Kini jejaring sosial profesional itu telah memberikan pengguna pilihan apakah mereka ingin melihat konten politik di feed-nya atau tidak.

CEO bisnis LinkedIn Microsoft, Ryan Roslansky, mengatakan tombol pilihan itu tersedia di bawah Account Preferences kemudian di Feed Preference. Kemungkinan opsi ini mungkin sudah ada selama tiga bulan atau lebih dalam versi pengujian.

Perusahaan mengatakan fitur tersebut adalah hasil dari umpan balik pengguna tentang bagaimana peningkatan unggahan politik menghambat pengalaman keseluruhan bagi pengunjung platform.

"Saat ini, konten politik mencakup konten seperti partai politik dan kandidat, hasil pemilu, dan inisiatif pemungutan suara. Kami terus menguji dan mengumpulkan umpan balik anggota tentang jenis konten politik yang mereka sukai untuk dilihat lebih sedikit di LinkedIn," ungkap Roslansky seperti dikutip dari ZDNet, Jumat, 11 Februari.

"Seiring waktu, berdasarkan pada umpan balik anggota, kami dapat mengembangkan lebih lanjut fitur dan memperluasnya ke lebih banyak wilayah dan bahasa," tambahnya.

Selain mengaktifkannya melalui pengaturan, pengguna dapat menyembunyikan konten politik dengan memilih unggahan tertentu di feed, mengeklik ikon lainnya di sudut kanan atas dan pilih tidak ingin melihat konten politik ini. Fitur tersebut baru tersedia dalam uji coba di Amerika Serikat (AS), belum diketahui pasti kapan akan tersedia secara global.

Menurut analisis Pew Research Center, sekitar 55 perse pengguna media sosial di AS mengatakan mereka bosan oleh unggahan politik. Sekitar 64 persen orang dewasa AS menyatakan bahwa media sosial secara negatif memengaruhi keadaan di negara itu saat ini, menurut jajak pendapat Pew lainnya dari tahun 2020.

Microsoft juga berencana untuk mengintegrasikan LinkedIn dengan Teams, yang memungkinkan pengguna untuk melihat profil LinkedIn rekan kerja mereka.