JAKARTA -Aktivis pemerhati lingkungan dan beberapa negara Eropa akan bentrok dengan Amerika Serikat atas kemungkinan kembalinya perjalanan pesawat supersonik. Mereka mengatakan upaya untuk menetapkan pedoman kebisingan pada pertengahan dekade ini dapat melemahkan upaya untuk memerangi perubahan iklim di dunia.
Seperti dilaporkan oleh Reuters, setelah hampir dua dekade setelah penerbangan terakhir Concorde Anglo-Prancis, sebuah panel pakar penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu mulai Senin, 7 Februari dan akan mempertimbangkan untuk memperbarui standar kebisingan supersonik yang telah berusia puluhan tahun pada tahun 2025.
Inisiatif yang ini telah didukung pemerintah AS dan juga perusahaan kedirgantaraan, Boom yang berbasis di AS. Mereka telah mentargetkan untuk meluncurkan bentuk perjalanan supersonik yang lebih tenang dan tidak menimbulkan polusi daripada Concorde yang ramping namun berisik. Wahana transportasi baru yang super cepat ini akan mengangkut orang kaya dan terkenal melintasi Samudera Atlantik.
Meskipun bersama-sama mengembangkan satu-satunya jet komersial untuk memecahkan hambatan suara pada 1960-an, Prancis telah bekerja sama dengan Norwegia dan Swedia untuk mencoba menunda pekerjaan prosedural pada pesawat jet supersonik masa depan. Sebaliknya mereka ingin fokus pada aturan emisi untuk penerbangan subsonik.
Ketiga negara telah menjadikan aksi iklim sebagai prioritas politik dan ingin para pakar PBB fokus pada sumber emisi industri saat ini. Hal ini diknfirmasi oleh beberapa orang yang dekat dengan diskusi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
ICAO yang berbasis di Montreal menetapkan standar dalam segala hal mulai dari marka landasan hingga investigasi kecelakaan, yang biasanya diterjemahkan oleh 193 negara anggotanya ke dalam persyaratan peraturan.
"Pembuat pesawat membutuhkan standar itu "jauh sebelumnya" untuk memastikan mereka memenuhi harapan resmi," kata Dan Carnelly, Wakil Presiden di Dewan Koordinasi Internasional Asosiasi Industri Dirgantara, lobi kedirgantaraan internasional.
"Tidak ada produsen yang dapat mengambil risiko bahwa mereka menginvestasikan miliaran dolar untuk merancang dan menguji produk baru hanya untuk menjadi usang karena peraturan baru yang diberlakukan segera setelah mereka mulai beroperasi," katanya.
Diskusi yang sangat teknis adalah kunci untuk ceruk pasar yang menjanjikan guna menciptakan ribuan pekerjaan. Boom merencanakan pabrik di Carolina Utara dan mendapat pesanan dari maskapai United Airlines.
Akan tetapi para kritikus mengatakan fokus pada supersonik sekarang akan mengalihkan waktu dan keahlian yang dapat digunakan untuk mengurangi emisi yang lebih luas dari penerbangan, prioritas tahun ini untuk keanggotaan penuh ICAO, termasuk Amerika Serikat.
“Pesawat supersonik adalah gangguan besar bagi ICAO,” kata Dan Rutherford, Direktur Penerbangan di Dewan Internasional untuk Transportasi Bersih, sebuah kelompok penelitian lingkungan yang berbasis di AS.
Perusahaan kedirgantaraan memperingatkan bahwa mengabaikan supersonik pada tahap awal ini bisa menjadi resep bagi negara-negara untuk melakukannya sendiri.
"Sebuah tambal sulam peraturan lokal yang berbeda akan sangat sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk dikelola," kata Carnelly.
ICAO menolak berkomentar dalam diskusi di Komite Perlindungan Lingkungan Penerbangan berlangsung dari 7 hingga 18 Februari. Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) juga menolak berkomentar.
Selama ini pesawat supersonik telah berjuang untuk memenuhi standar kebisingan dan emisi yang ditetapkan untuk pesawat konvensional.
BACA JUGA:
Boom mengatakan jet 'Overture'-nya akan memenuhi tingkat kebisingan yang sudah berlaku untuk pesawat subsonik dan sepenuhnya menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan ketika mulai menerbangkan penumpang pada tahun 2029.
Carnelly mengatakan pedoman yang menetapkan bahwa batas kebisingan harus sama untuk supersonik dan subsonik sangat diperlukan karena alasan teknis.
"Hal terbaik untuk industri ini adalah memiliki standar yang jelas, tepat waktu, dan global," kata juru bicara Boom.
Perusahaan ini akan memulai tes penerbangan sertifikasi pada tahun 2026 menjelang penerbangan komersial sebelum akhir dekade ini.
Beberapa analis tetap berhati-hati dengan jadwalnya, yang awalnya meminta pesawat untuk mulai beroperasi pada 2023.