Bagikan:

JAKARTA – Pabrikan pesawat terbang asal Brasil, Embraer,  mengatakan pada Rabu, 16 Februari bahwa pihaknya telah menandatangani kemitraan penelitian dengan perusahaan Norwegia, Widerøe, dan Rolls-Royce untuk membuat pesawat regional tanpa emisi gas buang.

Studi ini akan berlangsung 12 bulan dan akan memberikan penelitian dan pengembangan pra-kompetitif pesawat berkelanjutan untuk jarak regional.

Selain itu Embraer  juga berharap bisa memutuskan akhir tahun ini atau awal tahun depan, untuk meluncurkan pesawat turboprop baru yang dapat memasuki layanan sekitar tahun 2027.

Menurut Presiden Penerbangan Komersial Embraer, Arjan Meijer, pada Rabu, 16 Februari, Embraer juga sedang dalam pembicaraan dengan pembuat mesin pesawat terbang lainnya, Pratt & Whitney, Rolls-Royce dan GE tentang penyediaan mesin untuk pesawat. Keputusan kerja sama ini diharapkan muncul pada paruh kedua tahun ini.

"Ini akan ditingkatkan tetapi tetap menggunakan teknologi mesin konvensional di pesawat," katanya kepada Reuters melalui telepon dalam acara Singapore Airshow.

Dia menolak berkomentar tentang bagaimana efisiensi bahan bakar pesawat baru nanti, yang cenderung selalu dibandingkan dengan pesawat turboprop yang ada di industri penerbangan yang selama ini didominasi oleh ATR, perusahaan patungan antara Airbus (AIR.PA) dan Leonardo (LDOF.MI).

Pembuat turboprop Barat lainnya, De Havilland Canada, telah menyelesaikan semua pesanan pesawat Dash 8-400, sehingga produksi dihentikan,  dan menimbulkan pertanyaan yang lebih luas mengenai permintaan turboprop. ATR dan De Havilland keduanya menggunakan mesin Pratt & Whitney.

Meijer mengatakan pesawat turboprop Embraer yang diusulkan akan lebih sedikit bising daripada pesawat yang ada dan memiliki versi 70 dan 90 kursi. Sementara untuk ukuran yang lebih besar akan membawa lebih banyak penumpang daripada ATR72.

Meijer tidak dapat mengungkapkan perkiraan biaya program perusahaan, tetapi menambahkan bahwa itu sedang dalam pembicaraan dengan beberapa mitra keuangan dan industri untuk pengembangan.

Presiden Rolls-Royce Civil Aerospace, Chris Cholerton, mengatakan perusahaannya, yang berfokus pada mesin pesawat berbadan lebar, sedang berusaha untuk mengajukan proposal mesin tubroprop yang menarik kepada Embraer.

"Saya pikir kami akan melihat pengurangan yang signifikan dalam pembakaran bahan bakar, dan karena itu kami sangat positif tentang potensi produk itu," katanya kepada wartawan di pameran udara.

Rolls-Royce juga melakukan studi mesin untuk Boom Supersonic, yang merencanakan jet penumpang supersonik 55 kursi.

Cholerton mengatakan Rolls-Royce tetap terlibat dengan Boom Supersonic tetapi menekankan itu adalah studi, bukan kontrak, dan pertimbangan seperti ukuran pasar untuk jet harus tetap diperhitungkan.

Sementara Pratt & Whitney dan GE tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang rencana turboprop Embraer.