JAKARTA - Pabrikan mobil Rolls-Royce tahun lalu berencana mengembangkan pesawat dengan tenaga listrik. Namun ternyata hal itu bukan sekadar rencana belaka. Belum lama ini, perusahaan telah berhasil menguji coba pesawat tersebut dari jalur darat.
Dijuluki Accelerating the Electrification of Flight (ACCEL), Rolls-Royce bermitra dengan YASA, pabrikan motor listrik dan pengontrol, serta perusahaan rintisan penerbangan Electroflight.
Teknologi itu kini telah diuji dalam replika skala penuh inti pesawat, yang disebut ionBird. Pengujian ionBird diartikan sebagai istilah "burung besi", yang menggambarkan rig penguji propulsi, secara tradisional digunakan dalam pengembangan pesawat terbang konvensional.
Mengutip AeroSpace, Sabtu 26 September, pesawat ini menggabungkan tiga motor listrik aksial 750R yang menghasilkan powertrain hingga 500 horse power (Hp). Mesin ini juga ditopang baterai lebih dari 6000 sel dikemas untuk kemanan maksimum, bobot minimum, perlindungan termal penuh dan menawarkan jangkauan 200 mil (320 km) dengan sekali pengisian.
Rolls-Royce mengklaim bahwa kecepatan tertinggi dari pesawat tersebut harus lebih dari 300mph (480 km/jam). Pengujian di darat melibatkan baling-baling hingga kecepatan penuh sekitar 2.400rpm, mengoptimalkan kinerja sistem dan mengumpulkan data untuk analisis lebih lanjut.
"Rolls-Royce berkomitmen untuk memainkan peran utama dalam mencapai nol karbon bersih pada 2050. Proyek ini juga membantu mengembangkan kapabilitas Rolls-Royce dan memastikan bahwa kami tetap menjadi yang terdepan dalam memberikan elektrifikasi penerbangan, bagian penting dari strategi keberlanjutan kami," ungkap Direktur Rolls-Royce Electrical, Rob Watson.
ACCEL akan melakukan penerbangan pertamanya akhir tahun ini, pesawat itu akan berupaya untuk memecahkan rekor penerbangan yang dijadwalkan awal tahun depan.
"Penyelesaian pengujian lapangan untuk proyek ACCEL merupakan pencapaian besar bagi tim dan merupakan langkah penting lainnya menuju upaya rekor dunia," ujar Watson.