JAKARTA - Misi NASA yang akan menjelajahi Bulan (Artemis) kembali memiliki titik terang. Salah satunya, stasiun cuaca mini Heliophysics Environmental and Radiation Measurement Experiment Suite (Hermes) yang telah lulus uji misi.
Hermes akan diluncurkan bersama Gateway NASA pada dekade berikutnya. Gateway adalah sebuah pos terdepan Bulan di mana astronot Artemis akan tinggal dan bekerja saat mereka mengorbit Bulan.
Stasiun ruang angkasa kecil ini akan membantu melakukan operasi sains mendalam yang penting bagi eksplorasi berkelanjutan umat manusia di luar angkasa.
Sekarang para ilmuwan NASA akan bertransisi untuk menyelesaikan desain misi Hermes. Hermes adalah salah satu dari dua stasiun cuaca mini yang akan memantau cuaca luar angkasa dengan fokus pada heliofisika, studi tentang matahari.
"Hermes akan menjadi bagian penting dari misi Artemis dan tujuan NASA untuk menciptakan kehadiran permanen di bulan," ujar Eksekutif Program Hermes di NASA, Jamie Favors.
Hermes sendiri dibangun oleh Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA. Misi tersebut akan memeriksa kondisi dinamis yang diciptakan oleh Matahari, seperti Coronal Mass Ejections (CMEs) yang dapat menyebabkan kerusakan baik pada instrumen misi maupun aktivitas manusia.
Melansir Popular Science, Senin, 7 Februari, stasiun akan terdiri dari empat instrumen khusus yang akan ditempatkan bersama pada satu platform. Salah satunya, yang disebut Nemisis, atau Instrumen Magnetometer Penghilang Kebisingan dalam Sistem Kecil yang Terintegrasi, akan mengukur medan magnet di sekitar Gateway.
BACA JUGA:
Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena cuaca luar angkasa melalui misi ini akan sangat membantu dalam mempersiapkan ekspedisi awak di masa depan.
“Dalam hal eksplorasi manusia, cuaca luar angkasa benar-benar tentang lingkungan radiasi,” kata Ilmuwan Proyek untuk misi Hermes, William Paterson.
Para ilmuwan telah mengukur fluktuasi cuaca luar angkasa pada pesawat ruang angkasa ilmiah kecil selama beberapa dekade, tetapi Hermes akan menjadi sistem pemantauan pertama dalam misi berawak untuk mengumpulkan data di luar medan magnet Bumi, yang bertindak sebagai perisai radiasi.
Medan magnet ini, yang membentang sekitar 60.000 mil ke luar angkasa, melindungi astronot dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dari radiasi berbahaya yang dimuntahkan selama peristiwa seperti semburan Matahari dan sinar kosmik galaksi lainnya.
Dalam muatan terpisah, Gateway juga akan membawa rekan Hermes, European Radiation Sensors Array (ERSA). Fokus utama ERSA akan melihat bagaimana radiasi angin matahari mempengaruhi astronot dan peralatan mereka.
Data harian yang dikirim oleh stasiun-stasiun ini akan membantu menciptakan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana cuaca antariksa beroperasi di seluruh Tata Surya kita. Informasi itu sangat penting untuk diketahui saat manusia berusaha menciptakan lingkungan yang layak huni di, atau di dekat planet lain.
“Kami melihat ini sebagai semacam pencari jalan untuk membantu membangun kemampuan ini yang kami pikir akan dibutuhkan di masa depan untuk mendukung eksplorasi,” ungkap Paterson.
Hermes dijadwalkan lepas landas pada akhir 2024, memberikan cukup waktu bagi misi untuk menjalani tes dan perubahan.