JAKARTA - Google adalah salah satu penguasa teknologi yang gemar melacak penggunanya untuk menargetkan iklan kepada mereka. Namun, kini perusahaan itu mengaku tobat.
Google telah menghasilkan pendapatan 65,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama Q3 di 2021, naik 41 persen dari tahun sebelumnya.
Tetapi menurut perusahaan, mempertahankan bisnis itu sulit dan pemerintah di seluruh dunia, didorong oleh banyak pesaing dan musuh, kini mereka mulai memandang skeptis pada bisnis pengawasan itu.
Mereka lebih ingin Google untuk menayangkan iklan yang sedikit lebih bermanfaat. Menanggapi hal ini, Google awalnya akan membawa Federated Learning of Cohorts (FLoC), sebuah proyek kontroversial yang berusaha untuk terus memberi pengiklan tingkat informasi yang sama tetapi dalam bentuk anonim.
Melansir TechRadar, Kamis, 27 Januari, sayangnya, Google membatalkan rencana untuk FLoC dengan mengusulkan Topics API, sistem baru untuk periklanan berbasis minat. Topics akan bekerja dengan menunjukkan lima minat pengguna.
Misalnya saja seperti Olahraga atau Perjalanan dan Transportasi, berdasarkan aktivitas web pengguna, yang diukur dengan situs yang berpartisipasi dalam Topics selama satu minggu.
BACA JUGA:
Intinya, rencana tersebut adalah untuk mengelompokkan web ke dalam 350 topik dan akan berkembang saat program diluncurkan, serta ketika pengguna mencapai salah satu topik itu, identitas mereka dikaitkan dengan topik tersebut.
Google mengatakan grup tersebut tidak berbahaya, minat seperti perjalanan atau olahraga dan tidak akan didasarkan pada topik pribadi yang sensitif seperti ras atau jenis kelamin. Topik itu sendiri disimpan selama tiga minggu dan kemudian dihapus.
Saat ini, perusahaan sedang membangun alat untuk memungkinkan pengguna melihat dan menghapus topik, serta mematikan fitur tersebut. Perusahaan berencana meluncurkan uji coba pengembang untuk Topics di Chrome, tetapi tidak ada informasi kapan tepatnya itu akan dimulai.