Bagikan:

JAKARTA - Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA, Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Canada (CSA) sebentar lagi akan segera tiba di tujuan akhirnya, Lagrange Point (L2) yang mengorbit Matahari.

Teleskop terbesar ini diluncurkan tahun lalu, dan telah melakukan serangkaian penyesuaian cermin serta lainnya pada tubuhnya, untuk memaksimalkan pengoperasian teleskop.

 L2 merupakan tempat di mana gravitasi Matahari dan Bumi berinteraksi sehingga benda kecil seperti pesawat ruang angkasa akan tetap di tempatnya saat bergerak bersamanya. Ada lima titik Lagrange ini, yang disebut L1 hingga L5, di lokasi yang berbeda relatif terhadap Matahari dan Bumi. Namun tidak semuanya cocok digunakan sebagai orbit.

Setelah diluncurkan pada 25 Desember 2021, Teleskop Webb harus melakukan perjalanan hampir 1 juta mil melalui ruang angkasa untuk mencapai orbit terakhirnya mengelilingi Matahari.

Teleskop akan berada di posisi yang benar sehingga setengah dari teleskop yang dilindungi oleh sunshield akan selalu mengarah ke Matahari, dan hanya membutuhkan daya minimal untuk mempertahankannya pada orbitnya.

Untuk mencapai orbit itu, Teleskop Webb perlu melakukan manuver penyisipan, menembakkan pendorongnya untuk memindahkannya ke posisi yang benar.

“Tim darat berencana untuk menembakkan pendorong Webb pada Senin 24 Januari pukul 2 siang untuk memasukkan teleskop ruang angkasa ke orbit mengelilingi Matahari pada titik Lagrange kedua, atau L2, tujuan yang dimaksudkan, hampir 1 juta mil dari Bumi,” ungkap NASA dalam laman resminya, Senin, 24 Januari.

"Pembakaran koreksi di tengah jalan ini telah lama direncanakan selama kurang lebih 29 hari setelah peluncuran. Minggu ini, tim operasi misi memilih tanggal dan waktu target untuk pembakaran. Para insinyur juga selesai memindahkan segmen cermin Teleskop Webb dari jarak jauh dari posisi peluncurannya untuk memulai proses penyelarasan optik teleskop selama berbulan-bulan," imbuhnya.

Untuk memberi tahu publik lebih banyak tentang pencapaian terbaru Teleskop Webb dan sains yang akan ditampilkannya, NASA akan mengadakan siaran langsung dan konferensi pers Science Live.

Acara Science Live itu berjudul "What's Next for the James Webb Space Telescope?" dan pemirsa dapat mengirimkan pertanyaan untuk dijawab oleh para ilmuwan dan insinyur dari proyek Teleskop Webb. Setelah itu, konferensi pers dengan para insinyur dan manajer untuk Teleskop Webb akan membahas penyisipan dan detail lainnya tentang teleskop.

Acara Science Live akan disiarkan pada pukul 15:00 ET pada hari Senin, 24 Januari, atau waktu Indonesia 03.00 WIB pada Selasa, 25 Januari, diikuti dengan konferensi pers pada pukul 4 sore ET.

Penggemar aktivitas luar angkasa dapat menonton bersama dengan  mengunjungi situs web NASA atau YouTube resmi badan antariksa tersebut.