JAKARTA - Google sepertinya menyadari bahwa layanan cloud-nya tak seaman yang diperkirakan, karenanya mereka pun mengakuisisi startup keamanan siber yang berbasis di Israel, Siemplify.
Akuisisi yang menelan biaya 500 juta dolar AS atau setara Rp7,1 triliun itu akan diintegrasikan ke dalam tim keamanan Google Cloud untuk membantu perusahaan mengelola respons ancaman mereka dengan lebih baik.
Wakil Presiden Keamanan Google Cloud, Sunil Potti, mengatakan Siemplify adalah pemimpin di bidang orkestrasi keamanan, otomatisasi, dan respons (SOAR).
"Di saat serangan siber berkembang pesat baik dalam frekuensi maupun kecanggihannya, tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk menyatukan kedua perusahaan ini. Menyediakan kemampuan SOAR terbukti yang dipadukan dengan pendekatan inovatif Chronicle untuk analitik keamanan merupakan langkah maju yang penting dalam visi kami," ujar Potti.
Potti menambahkan, dengan membangun alur kerja operasi keamanan yang intuitif dan efisien seputar telemetri keamanan skala planet akan semakin mewujudkan visi Google Cloud tentang tumpukan manajemen ancaman modern yang memberdayakan pelanggan.
BACA JUGA:
Melansir ZDNet, Rabu, 5 Januari, ini berguna untuk melampaui peristiwa keamanan dan manajemen informasi (SIEM) dan alat deteksi dan respons yang diperluas (XDR), memungkinkan deteksi dan respons yang lebih baik pada kecepatan dan skala lingkungan modern.
Dijelaskan Potti, Siemplify dibangun untuk membantu merampingkan tugas analis SOC dan membantu mereka dalam menanggapi ancaman dunia maya. Menurut Potti, akuisisi tersebut merupakan bagian dari investasi Google yang lebih besar dalam kemampuan SOAR.
CEO Siemplify, Amos Stern, menambahkan bahwa analisis keamanan dan intelijen ancaman Chronicle akan dapat membantu banyak pusat operasi keamanan.
"Kami senang bergabung dengan Google Cloud dan membangun kesuksesan yang kami miliki di pasar membantu perusahaan mengatasi ancaman keamanan yang berkembang," tutur Stern.