JAKARTA - Pemerintah Kosovo pada Selasa, 4 Januari mengumumkan larangan penambangan cryptocurrency dalam upaya untuk membatasi konsumsi listrik karena negara itu menghadapi krisis energi terburuk dalam satu dekade karena adanya pemadaman listrik yang mengganggu produksi.
"Semua lembaga penegak hukum akan menghentikan produksi kegiatan ini, bekerja sama dengan lembaga terkait lainnya yang akan mengidentifikasi lokasi di mana ada produksi cryptocurrency berada," kata Menteri Ekonomi dan Energi, Artane Rizvanolli, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Harga listrik yang murah di Kosovo dalam beberapa tahun terakhir telah membuat, banyak anak muda di Kosovo terlibat dalam penambangan kripto karena sangat menguntungkan pendapatan mereka. Hal ini membuat kondisi listrik di Kosovo terbebani.
Seorang penambang, yang yak mau disebutkan identitasnya dan yang memiliki 40 GPU (Graphics Processing Units), mengatakan kepada Reuters bahwa dia membayar sekitar 170 euro per bulan (Rp 2,75 juta) untuk listrik dan mendapatkan sekitar 2.400 euro (Rp 38,8 juta) per bulan keuntungan dari penambangan kripto di Kosovo. Jumlah itu lebih dari sepuluh kali lipat, dan terdengar sangat murah di bandingkan negara lain.
Penambangan koin telah meningkat di Kosovo utara, sebagian besar dihuni oleh orang-orang Serbia yang tidak mengakui negara bagian Kosovo dan menolak membayar listrik.
Menghadapi pemadaman pembangkit listrik tenaga batu bara dan harga batu bara impor yang tinggi, otoritas Kosovo bulan lalu terpaksa melakukan pemadaman listrik secara berkala.
Sementara harga gas di Eropa juga melonjak lebih dari 30% pada Selasa lalu setelah pasokan rendah dari Rusia membuat peringatan kembali adanya kekhawatiran tentang krisis energi saat cuaca dingin mendekat.
BACA JUGA:
Pada bulan Desember lalu, Kosovo mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari yang akan memungkinkan pemerintah untuk mengalokasikan lebih banyak uang untuk impor energi, dan membuat lebih banyak pemadaman listrik dan tindakan yang lebih keras.
Negara berpenduduk 1,8 juta orang ini sekarang mengimpor lebih dari 40% energi yang dikonsumsinya dengan permintaan tinggi selama musim dingin ketika orang-orang menggunakan listrik terutama untuk alat pemanas.
Sekitar 90% persen produksi energi di Kosovo berasal dari lignit, batu bara lunak yang menghasilkan polusi beracun saat dibakar. Angka resmi menunjukkan Kosovo memiliki cadangan lignit terbesar kelima di dunia dengan 12-14 miliar ton.