Kazakhstan Alami Krisis Energi Listrik Akibat Banjir Aktivitas Penambangan Kripto
Penambangan kripto di Kazakhstan akibatkan krisis energi listrik. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA -  Penambangan mata uang kripto menghabiskan banyak energi, dan itu memicu krisis di Kazakhstan. Financial Times melaporkan operator jaringan listrik negara tersebut, KEGOC, mengatakan akan mulai menjatah listrik untuk 50 penambang yang terdaftar setelah permintaan mereka dilaporkan.

Penjatahan ini  menggunakan mode shutdown darurat di tiga pembangkit listrik pada bulan Oktober. Mereka juga akan menjadi yang pertama terputus jika ada kegagalan jaringan, kata perusahaan kuasi-publik itu.

Dilaporkan oleh Engadget, Kementerian Energi Kazakhstan juga memperkirakan bahwa permintaan listrik telah melonjak delapan persen sejauh ini pada tahun 2021 jika dibandingkan dengan satu atau dua persen yang lebih umum. Pemadaman sudah sering terjadi di enam wilayah sejak Oktober.

Pejabat dan pengamat telah mengalamatkan penyebab pemadaman listrik pada meningkatnya jumlah penambang kripto yang tidak terdaftar  dan yang secara ilegal menghasilkan mata uang dari rumah atau bahkan pabrik mereka.

Perang China melawan cryptocurrency mungkin ikut bertanggung jawab atas  krisis ini. Permintaan energi mulai meningkat ketika perusahaan pertambangan pindah dari China pada awal 2021 ke negara itu. Bahkan melonjak lagi ketika China membuat bisnis penambangan menjadi ilegal sejak Mei lalu. Listrik yang relatif murah di Kazakhstan, menjadikannya surga bagi perusahaan yang berharap mendapat untung lebih besar dari operasi kripto mereka.

Kazakhstan kini mencoba untuk mengkompensasi kekurangan listrik. Mereka meminta perusahaan energi Rusia untuk melengkapi jaringan listrik nasional, dan akan membebankan biaya kompensasi kepada penambang terdaftar sebesar 1 tenge (sekitar Rp32) untuk setiap kilowatt-jam mulai tahun 2022. Namun, kedua upaya tersebut akan memakan waktu, dan ini memaksa penambang untuk mengurangi atau memindahkan peralatan.

Ada juga kekhawatiran pemerintah yang tidak jujur ​​tentang masalahnya. Luca Anceshi dari Universitas Glasgow berpendapat kepada The Times bahwa Kazakhstan mengkambinghitamkan para penambang untuk masalah keandalan jaringan listrik mereka sendiri.

Apakah itu benar atau tidak, maka lebih aman untuk mengatakan permintaan penambangan mengisyaratkan potensi masalah bagi negara lain jika produksi kripto lokal mereka lepas landas.