Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah Kazakhstan telah memperketat aktivitas penambangan kripto dan memburu para penambang Bitcoin ilegal di negaranya. Keputusan tersebut diterapkan setelah pasokan energi listrik negara berkurang, negara yang menjadi “surga penambangan kripto” itu tercatat beberapa kali mengalami pemadaman listrik sebagai dampak dari aktivitas mining.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah berhasil menutup lebih dari 100 perusahaan penambangan kripto termasuk yang sudah terdaftar. Kendati demikian, para penambang yang mendapat perizinan dari pemerintah dikabarkan memutuskan untuk menutup aktivitas penambangan secara sukarela karena Kazakhstan mengalami krisis energi.

Baru-baru ini, pihak berwajib Kazakhstan dilaporkan melakukan penggerebekan di sebuah fasilitas penambangan cryptocurrency. Lokasi penambangan tersebut berada di sebuah ruangan di stasiun kereta api Kundyzdy, sebagaimana dilaporkan media lokal 24 Khabar.

Dari penggerebekan tersebut, petugas berhasil menemukan 130 unit penambangan kripto dan hard drive, serta berbagai suku cadang komputer. Pihak Departemen Kepolisan Kazakhstan telah menyita peralatan penambangan tersebut.

Sebelumnya, Kazakhstan telah menjadi “surga baru” bagi para penambang Bitcoin yang pindah dari China. Selain berbagai perusahaan penambangan kripto yang terdaftar di pemerintahan, para penambang ilegal juga berdatangan ke negara tersebut. Ini mengakibatkan konsumsi energi listrik melonjak sehingga mengakibatkan pemadaman ketika musim dingin.

Bitcoin.com News melaporkan pada bulan Februari lalu, Presiden Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan Badan Pemantau Keuangan untuk mengidentifikasi semua entitas pertambangan dengan bantuan badan pemerintah terkait lainnya. Pengawas telah melakukan banyak inspeksi, verifikasi pajak, bea cukai, dan dokumentasi teknis.

Ini ditambah lagi dengan meletusnya gejolak politik di negara tersebut pada bulan Januari lalu. Mengingat kondisi tersebut, para penambang memutuskan untuk angkat kaki dari Kazakhstan, pindah ke Amerika Serikat.